Suara.com - Pandemi virus corona atau COVID-19 tidak hanya menimbulkan korban jiwa tapi juga stigma, kebencian hingga diskriminasi terhadap etnis tertentu.
Lantaran virus ini berasal dari Wuhan, China, orang-orang di negara lain mengolok-olok etnis Asia.
Bahkan, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri ikut terkena imbasnya.
Seperti yang dikatakan oleh Nikko Akbar, Kepala Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) dalam video The Jakarta Post.
"Teman-teman yang di wilayah Timur Tengah, negara-negara Timut Tengah, seperti Yordania, Mesir dan lain-lain bahwa mereka mengalami diskriminasi yang diberikan oleh masyarakat asli sana," kata Nikko dalam video yang diunggah Selasa (31/3/2020).
Menurut penuturannya, masyarakat di negara Timur Tengah mengolok-olok orang Asia ketika bertemu di jalan atau pasar. Mereka juga meneriaki para mahasiswa Indonesia.
"Berpapasan dengan orang lokal yang ada di sana, mereka akan langsung meneriaki, orang Asia tersebut, WNI tersebut, termasuk para pelajar Indonesia dengan sebutan 'Corona! Corona! Corona!'" ujar Nikko.
Meskipun demikian, Nikko yakin mental para pelajar Indonesia lebih kuat dan tidak mudah terpancing emosi saat mendapatkan tindak diskriminasi itu.
Sementara itu, aksi diskriminasi dengan dalih virus corona yang terjadi di negara Timur Tengah, seperti Mesir telah mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
Baca Juga: Update Rapid Test di Jakarta, 299 Orang Positif Virus Corona
Disadur dari EgyptToday.com, (11/3/2020) kepolisian Mesir sebenarnya mengambil sikap tegas terhadap orang yang melakukan tindakan diskriminasi di tengah wabah virus corona ini.
Kasus bermula ketika seorang pria asal Cina diusir oleh pengemudi taksi. Sang sopir bahkan memaksa pria Asia itu keluar dari mobil sambil mulutnya ditutup dengan tisu.
Polisi akhirnya menemukan sopir taksi yang bersangkutan dan memberikan hukuman.
Duta Besar Tiongkok untuk Kairo, Liao Liqiang juga meminta maaf kepada pria yang mengalami tindakan diskriminasi ini.
Liqiang mengatakan bahwa insiden itu tidak mewakili rakyat Mesir, dalam video yang diunggah jurnalis Cina di Mesir, Fayhaa Wang.
Berita Terkait
-
Update Rapid Test di Jakarta, 299 Orang Positif Virus Corona
-
Ngakunya Belajar Bareng saat Corona, Terpergok Bugil sama Pacar di Indekos
-
Gawat Hasil Rapid Test di Depok, 65 Orang Positif Virus Corona
-
Soal PSBB, Pemerintah Diminta Tak Ingkar Janji Penuhi Kebutuhan Pokok Warga
-
Dampak Work From Home, Kualitas Udara di Jakarta Membaik
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis