Suara.com - Krisnen, seorang bocah di Malaysia mengaku keluarganya tidak bisa makan selama tiga hari setelah pemerintah memberlakukan Movement Control Order (MCO) atau lockdown wilayah guna memerangi virus corona.
Kisah Krisnen terungkap setelah dibagikan oleh pemilik akun pemilik akun Facebook Mohd Zaki Bin Salleh.
Lewat unggahannya, Mohd Zaki menceritakan pertemuan dirinya dan Krisnen belum lama ini yang sempat diabadikan lewat rekaman video.
Dalam video itu, terlihat sosok Krisnen membawa kantong plastik berukuran besar tengah diajak bicara oleh Mohd Zaki.
Mohd Zaki mengatakan, saat itu Krisnen tiba-tiba menghampiri dirinya yang hendak turun dari mobil.
Krisnen lalu bertanya, "Apa Paman memiliki makanan? Saya sudah tidak makan tiga hari".
Mendengar pengakuan itu, Mohd Zaki kemudian menanyakan kondisi keluarga Krisnen.
Bocah itu mengaku di rumahnya ada lima orang yang sudah tiga hari ini tidak bisa makan.
Dalam video tersebut, Krisnen juga mengatakan sang ayah kini tidak bisa bekerja karena lockdown, sehingga keluarganya mengalami kesulitan.
Baca Juga: Tayang Malam Ini, Intip Sinopsis Film Kal Ho Naa Ho
Kontak saja, pengakuan tersebut menggugah hati Mohd Zaki. Tanpa pikir panjang, ia lalu memberikan makanan kepada Krisnen dan keluarganya.
"Ini adalah kisah nyata. Saya keluar dari mobil. Saudara Krisnen datang dan bertanya apakah paman punya makanan? Saya sudah tidak makan tiga hari"
"Saya berkata di rumah ada berapa orang? Dia jawab lima orang. Saya langsung memberikannya 5 bungkus nasi dengan gulai, sambal belacan dan lele," demikian narasi Mohd Zaki seperti dikutip Suara.com, Minggu (5/4/2020).
Senada dengan hal itu, warganet lainnya pun turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Krisnen.
Mereka ramai menunjukkan kepedulian lewat kolom komentar unggahan Mohd Zaki. Selain itu, tak sedikit pula yang menyanjung kebaikan Mohd Zaki.
Untuk diketahui, otoritas Malaysia telah mengambil kebijakan untuk memperpanjang Movement Control Order (MCO) menyusul lonjakan kasus virus corona atau Covid-19.
Berita Terkait
-
Kampung di Semarang Lockdown, Tapi Sediakan Sabun untuk Cuci Tangan Warga
-
Lockdown di Hotel Mewah, Influencer Ini Sebut Penjara Jauh Lebih Baik
-
Pabrik Lockdown, Antrean Panjang Pemudik Pulang Kampung Terjadi di Merak
-
Karena Corona TKI di Malaysia Kelaparan, Makan Daun dengan 2 Anaknya
-
Kasihan tapi Lucu, Begini Hebohnya Tragedi Babi Guling Terguling
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik