Suara.com - Jumlah orang yang meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19) telah melampaui angka 10.000, menurut data Universitas Johns Hopkins, Selasa (7/4/2020) pagi.
Penghitungan berjalan itu menunjukkan 10.986 angka kematian dan 368.196 total kasus.
Angka terrbaru itu muncul sehari setelah ahli bedah umum AS Jerome Adams memperingatkan bahwa minggu depan akan menjadi pekan yang paling sulit dan paling menyedihkan bagi negara.
"Ini akan menjadi minggu yang paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan warga Amerika. Ini akan menjadi momen Pearl Harbor dan 9/11 kami hanya saja tidak dilokalkan, itu akan terjadi di seluruh negeri," kata Adams pada Fox News Sunday.
Pada Sabtu, Presiden Donald Trump mengatakan AS akan menyaksikan banyak kematian pada pekan depan karena pandemi global Covid-19.
"Ini mungkin akan menjadi minggu terberat antara minggu ini dan minggu depan. Dan, sayangnya, akan ada banyak kematian, tetapi kematian jauh lebih sedikit daripada jika ini tidak dilakukan," ujar dia dalam konferensi pers satuan tugas Covid-19 di Gedung Putih.
Dokter yang memimpin tim tanggap virus korona Gedung Putih, Deborah Birx, mempresentasikan model kemungkinan jumlah kematian akibat virus di AS pada Rabu.
Dia mengatakan bahwa antara 100.000 dan 240.000 orang akan meninggal jika AS mengikuti pedoman sosial dan kesehatan masyarakat. Tanpa intervensi apa pun, model ini memperkirakan 1,5 hingga 2 juta kematian.
New York adalah negara bagian yang paling parah dilanda pandemi dengan hampir 5.000 kematian. Dari 130.689 infeksi di negara bagian yang dikonfirmasi, total 4.758 orang telah meninggal, naik dari 4.159 yang tercatat pada Minggu.
Baca Juga: Perang Lawan Corona, Iran 'Haram' Minta Bantu Amerika Serikat
AS telah menjadi negara dengan infeksi virus korona terbanyak, disusul oleh Spanyol, Italia dan Jerman.
Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 184 negara dan wilayah.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 1.347.800 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian lebih dari 74.800 dan lebih dari 277.400 dinyatakan sembuh.
Sumber: Kantor Berita Anadolu
Berita Terkait
-
Kocak! Pria Ini Dikira Bikin Dalgona Coffee untuk Orang Sekampung
-
Pecat Ratusan Buruh, Ramayana Depok: Tak Ada Harapan Lagi saat Wabah Corona
-
Pertama kalinya, China laporkan 0 Kematian Akibat Corona
-
Pemkab Bantul Siapkan Makam Darurat untuk Jenazah Pasien Virus Corona
-
Serba Hijau, Ini Makna Busana Ratu Elizabeth II saat Beri Pidato Corona
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak