Suara.com - Anggota fraksi PSI di DPRD Jakarta William Aditya Sarana mengkritik soal program Bantuan Sosial (Bansos) selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota. Data penerima Bansos ini disebutnya tidak jelas.
Menurutnya Pemprov DKI Jakarta tidak terbuka soal data mengenai siapa saja orang yang bisa menerima bantuan. Akibatnya, Aparat kelurahan seperti RT dan RW pun susah untuk memeriksa dan memberikan koreksi terhadap daftar penerima bantuan.
Terlebih lagi, pendataan dianggapnya penting karena saat ini penerima bantuan tidak hanya warga yang memiliki KTP DKI. Ia juga mengklaim Dinas Sosial yang mengurus program ini sulit untuk dihubungi.
"Ada pekerja informal dan formal yang di-PHK atau dirumahkan. Sebelumnya kan, mereka nggak terdaftar. Sekarang yang tersedia hanya layanan call center Dinsos yang susah dihubungi," ujar William kepada wartawan, Selasa (14/4/2020).
Pendaftaran sebenarnya bisa dilakukan melalui perangkat daerah setempat dengan mendaftar melalui RT atau RW. Namun menurutnya cara ini juga mengundang masalah karena rentan diselewengkan dan akurasinya rendah.
"Selain itu, aparat RT/RW juga sibuk mengurus distribusi bantuan ke rumah warga, sehingga beban kerjanya akan sangat berat kalau harus mengerjakan pendataan manual," tuturnya.
Karena itu, ia menyarankan agar Pemprov DKI meniru Bekasi yang melakukan pendataan secara online. Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui siapa saja yang berhak memperoleh Bansos karena datanya transparan.
“Harusnya proses pengumpulan data tersebut dilakukan secara online sehingga dapat dipantau proses verifikasi dan validasi status mereka sebagai penerima bansos," pungkasnya.
Baca Juga: Kematian Pasien Positif Corona di Jawa Timur Melonjak Jadi 41 Orang
Berita Terkait
-
Asyik! Ojol Isi Bensin di Pertamina Dapat Cashback 50 Persen
-
Ngeri, Lebih dari 22 Ribu Orang Meninggal di AS karena Covid-19
-
Kisah Keluarga Korban Corona: Saya Kehilangan Ibu pada Hari Ibu
-
Kematian Pasien Positif Corona di Jawa Timur Melonjak Jadi 41 Orang
-
Videonya Viral: Pasien Corona Tolak Diperiksa, Ngamuk dan Usir Tenaga Medis
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD