Suara.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengungkapkan bahwa pemerintah mesti mempercepat tes virus Corona (Covid-19). Dengan target 10 ribu tes, saat ini pemerintah hanya mampu melakukan tes di bawah 1.000 per harinya.
Daeng menjelaskan, pemerintah mesti mempercepat tes Covid-19. Menurutnya kalau tes tidak dilakukan dengan cepat, angka penularan justru akan lebih tinggi ketimbang pasien yang diperiksa.
"Selama 50 hari ini saya hitung kecepatan testing kita itu sehari di bawah 1000. Padahal target pemerintah 10 ribu. Penting untuk mempercepat," kata Daeng dalam sebuah diskusi melalui telekonferensi, Rabu (22/4/2020).
"Kalau tidak dilakukan angka penularan lebih cepat dari angka yang kita periksa," tambahnya.
Daeng menjelaskan, kalau tes Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat maka tenaga medis bisa juga cepat mendapatkan data mana yang mesti diisolasi, mana yang boleh melakukan isolasi mandiri atau mana yang harus dirawat di rumah sakit.
Kemudian dari tes itu juga pemerintah bisa melakukan tracing kontak pasien.
"Kalau tidak, tracing kita tidak akan agresif," ujarnya.
Berita Terkait
-
IDI: Tenaga Medis Meninggal karena Covid-19 Bukan Berasal dari RS Rujukan
-
Ketua IDI: Tak Perlu Isolasi Diri di RS, Bisa Konsultasi Online
-
IDI Desak Aparat Tindak Oknum Warga yang Tolak Jasad Perawat Positif Corona
-
19 Dokter Meninggal Karena Corona, IDI Bentuk Tim Audit
-
Lagi, IDI Laporkan 3 Dokter Meninggal Dunia karena Virus Corona
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu