Suara.com - Dua warga yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan karena imbas pandemi virus corona Covid-19 menyampaikan keluhannya kepada presenter Najwa Shihab.
Hal ini terjadi dalam acara Mata Najwa yang bertajuk "Jokowi Diuji Pandemi" yang tayang di Trans7 pada Rabu (22/4/2020) malam.
Mereka adalah Neneng Nurhayati seorang ibu rumah tangga di Bandung, Jawa Barat. Suaminya kena PHK dan diminta mengundurkan diri padahal Neneng saat ini sedang hamil 5 bulan.
Kemudian Miptah, pria yang bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta. Ia diberhentikan dan sedang dikejar-kejar oleh Debt collector karena belum membayar cicilan motornya yang sebenarnya dicuri orang.
Baik Neneng maupun Miptah saat ini telah pulang kampung karena tidak ada penghasilan dan kehilangan pekerjaan.
Miptah memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Cianjur, Jawa Barat. Ia menuturkan bahwa untuk pulang kampung itu saja, hanya membawa badan dan uang ongkos dari sumbangan seseorang.
Najwa meminta Neneng dan Miptah untuk menyampaikan keluhan kepada Menteri Sosial Juliari Batubara yang juga hadir dalam acara tersebut.
Neneng yang saat ini sedang hamil berkata, "Pemerintah mana bantuannya yang katanya di TV akan bantu".
"Karena kami memang butuh (bantuan). Kalau sampai telat kami bisa mati kelaparan," ucap Neneng sambil meneteskan air mata.
Baca Juga: IDI: Kecepatan Tes Covid Masih di Bawah 1.000, Padahal Target 10 Ribu
Sementara Miptah berharap agar pemerintah dan perusahaan saling berkoordinasi sehingga pegawai yang diberhentikan tidak ditelantarkan begitu saja.
"Paling utama, minta tolong pemerintah, terutama yang DKI karena saya saksikan sendiri. Pemerintah dan perusahaan yang ditutup itu untuk koordinasi. Sehingga pegawai yang diberhentikan itu bisa didata," ucap Miptah.
Keduanya juga berharap semoga wabah virus corona ini cepat berlalu dan mereka dapat bekerja dan mendapat penghasilan seperti sebelumnya.
Menanggapi keluhan-keluhan dari warga seperti itu, Juliari Batubara mendesak pemerintah daerah untuk aktif mendata warga yang membutuhkan bantuan sosial (bansos).
"Kami dengan daerah sudah berkali-kali melakukan koordinasi untuk melakukan sosialisasi kepada warganya. Kami berharap teman-teman di daerah lebih aktif mendata," kata Juliari.
Ia mengaku bahwa pemerintah tidak dapat 100 persen memenuhi permintaan bantuan warga karena alokasi yang terbatas.
Berita Terkait
-
Jokowi Bilang Mudik Beda dengan Pulkam saat Ditanya Najwa, Publik Gempar
-
Salah Sasaran, Anggota DPRD Jakarta Terdaftar Penerima Dana Bantuan Corona
-
Sembako Kiriman Dikasih ke Janda Miskin, Marni: Kita Tak Mati Jika Berbagi
-
Konjen RDTL akan Jemput Warganya yang Mendarat di El Tari agar Dikarantina
-
Karut Marut Bansos PSBB DKI; Barang Tak Siap Hingga Penerima Salah Sasaran
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah