Pandu menambahkan, faktor penyebab tingginya angka penderita dan kematian adalah respons yang lambat dari pihak otoritas pada tahap awal wabah.
Saat awal Maret, hanya ada satu laboratorium di seluruh negara yang mampu melakukan tes covid-19.
Hasil tes swab juga tidak bisa cepat diketahui, sehingga menahan para pekerja medis untuk melakukan perawatan yang sesuai, dan rumah sakit secara cepat juga kewalahan.
“Ada terlalu banyak kasus sekaligus,” kata Pandu.
Dia mengatakan, dokter juga terlalu banyak bekerja dan kurangnya alat pelindung diri, sehingga banyak dokter dan petugas medis ikut terinfeksi covid-19.
“Jika otoritas bertindak cepat dan menunjuk banyak rumah sakit untuk menangani kasus covid-19, maka sumber daya manusia, peralatan, dan pengobatan akan sepenuhnya dioptimalkan di beberapa rumah sakit. Seluruh ranjang bisa dipakai, sehingga tingkat kematian bisa lebih rendah karena fokus merawat sejumlah pasien COVID-19 yang terbatas di ruang isolasi RS,” kata Pandu.
Berita Terkait
-
Lockdown, Malaysia Laporkan Nol Kematian akibat Virus Corona
-
Video Warga Ngamuk di Depan Masjid, Diduga Akibat Dilarang Salat Tarawih
-
Keluarga di Medan Kelaparan sampai Diusir dari Kontrakan? Ini Faktanya
-
Minggu 26 April: 3.746 Warga Jakarta Positif Corona, 357 Orang Meninggal
-
Hadapi Pandemi Corona, DPRD Yogyakarta Sebut Stok Beras Perlu Ditambah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban