Suara.com - Anjuran jaga jarak fisik yang terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia sulit dilakukan oleh warga yang tinggal di kawasan padat penduduk, salah satunya di Kelurahan Kali Anyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, salah satu kawasan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Asia Tenggara.
Pengamat menilai pandemi virus corona semakin memperlihatkan ketimpangan ekonomi antara warga kaya dan miskin.
Di Kali Anyar, satu rumah bisa dihuni oleh sejumlah keluarga. Setiawati, misalnya, hidup dengan enam keluarga lainnya di rumah tingkat dua yang berukuran 6x12 meter. Total, rumah ini dihuni oleh 23 orang.
Secara keseluruhan, jumlah penduduk di kampung ini mencapai 30.000 jiwa. Tata letak rumah-rumah yang sangat padat dan sempitnya jalanan membuat sinar matahari seperti hilang di beberapa gang.
Menurut data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, per 16 April, sudah terdapat setidaknya 11 kasus positif virus corona di Tambora, sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 21 orang.
"Pemerintah kan menyuruh kita jaga jarak, tapi kalau di sini jaga jarak susah. Jangankan sekeluarga, orang lain juga masih pada keluar, jaga jarak agak susah di sini," kata Setiawati, yang ditemui wartawan BBC Indonesia Silvano Hajid ketika sedang berkumpul bersama para tetangganya di suatu siang.
Ibu tiga anak tersebut mengatakan bahwa ia tidak tahan lama-lama berdiam diri di rumahnya karena "pengap dan gerah."
Ketika di luar rumah, ia pun nongkrong bersama dengan tetangga di samping pohon, kegiatan yang sebenarnya tidak dianjurkan oleh pemerintah di tengah pandemi virus corona.
Rumah Setiawati bertingkat dua, tiga keluarga di lantai dasar dan sisanya di lantai atas. Kamar masing-masing disekat dengan tripleks dan tirai seadanya.
Baca Juga: Nasib Pedagang Keliling Saat PSBB, Bawa Pulang Rp 20 Ribu untuk Keluarganya
Mengingat keterbatasan tempat, anak-anak yang beranjak remaja tidur di ruang depan. Kipas angin ada di beberapa kamar tetapi tidak bisa menyejukkan ruangan karena ventilasi yang ada hanyalah satu jendela, pintu depan rumah dan pintu belakang rumah.
"Kalau kami di sini, karena ruangan kami cuma segini, tidak seperti orang kaya, lebih luas rumahnya atau bertingkat, jadi kita ya gimana ya... di dalam andaikan jenuh, ya keluar, kan gak mungkin kalau di dalam terus."
"Keluar masuk, keluar masuk saja, gak betah di dalam lama-lama pengap, gerah. Begitu juga dengan yang lain, ya keluar masuk begitu saja," kata Setiawati.
"AC mah nggak ada, kipas angin ada, cuma kan di dalam juga tidak betah."
Susahnya 'physical distancing'
Meskipun aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diberlakukan di Jakarta, penerapan physical distancing di Kali Anyar diakui oleh ketua RW setempat, Agus Sukardi, sulit dilakukan, karena tata ruang kampung yang sangat padat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta