Suara.com - Di tengah penyebaran pandemi Covid-19, beberapa tim ilmuwan bekerja untuk menemukan vaksin yang bisa mengakhiri pandemi ini.
Pencarian yang pesat ini dianggap luar biasa oleh para ahli, terutama mengingat pengembangan vaksin biasanya membutuhkan waktu tahunan, bahkan beberapa dekade.
Misalnya vaksin Ebola yang membutuhkan waktu 16 tahun dari penemuan hingga persetujuan untuk dipakai secara luas.
Inggris mulai uji vaksin Covid-19 ke manusia Kapan vaksin virus corona bisa diberikan kepada masyarakat Indonesia? Virus corona: Kapan vaksin Covid-19 tersedia?
Normalnya, vaksin harus melalui beberapa tahap, mulai dari laboratorium dan uji coba pada hewan. Jika dianggap aman dan bisa menghasilkan kekebalan, baru uji coba pada manusia dimulai.
Uji coba ini dibagi menjadi tiga tahap. Dimulai dengan sekelompok kecil peserta yang sehat, kemudian pada sekelompok orang yang lebih banyak serta kelompok kontrol untuk mengukur keamanannya dan dosis efektif yang dibutuhkan.
Kini dalam waktu sekitar tiga bulan, ada sekitar 90 tim ilmuwan bekerja membuat vaksin Covid-19. Ada enam calon yang sudah mencapai tahap uji coba manusia.
Amerika Serikat
Pertama adalah vaksin mRNA-1273 dari Moderna Therapeutics, Amerika Serikat.
Baca Juga: Tips Agar Hobi Membaca Jadi Lebih Produktif dengan Menghasilkan Tulisan
Vaksin dikembangkan oleh Moderna, perusahaan bioteknologi yang bermarkas di Massachusetts, dengan menggunakan teknologi baru.
Tujuan vaksin ini adalah “melatih” sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona dan mencegah munculnya penyakit.
Pendekatan konvensional biasanya berfokus pada penggunaan virus yang telah dilemahkan dan dibuat nonaktif, atau virus yang telah difragmentasi.
Namun vaksin mRNA-1273 buatan Moderna, yang uji cobanya didanai oleh United States National Institutes of Health (NIH), tidak dibuat dari virus penyebab Covid-19, melainkan berdasarkan kode RNA atau asam nukleat ribosa.
Uji coba dilakukan dengan menyuntikkan segmen kecil kode genetis virus, yang dibuat oleh para ilmuwan di laboratorium, dengan tujuan menghasilkan respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Vaksin kedua adalah INO-4800 dari Inovio Pharmaceuticals, AS.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal