Suara.com - Perubahan musim digadang-gadang dapat memicu naik turunnya penyebaran wabah virus Corona. Memasuki musim dingin, apakah virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 bakal mengganas'?
Profesor Michael Wallach, seorang ahli penyakit menular dari University of Technology Sydney mengatakan bahwa virus Corona tak memandang cuaca.
Hingga kekinian, belum ada bukti sahih bahwa penyebaran patogen penyebab pandemi Covid-19 itu berhubungan langsung dengan suhu suatu wilayah.
"Saya tidak berpikir itu hanya masalah cuaca hangat atau dingin. Virus ini luar biasa baik dalam mentransmisikan dan menginfeksi sel manusia," kata Profesor Michael Wallach, dilansir ABC, Sabtu (2/5/2020).
"Untuk pandemi sebelumnya, cuaca tampaknya tidak banyak berpengaruh. Pandemi umumnya tidak sensitif terhadap cuaca."
Anggapan mengenai kondisi cuaca memiliki peranan dalam penyebaran virus Corona muncul setelah China, negara di mana wabah corona pertama kali muncul, kala itu tengah memasuki musim dingin.
Pejabat Indonesia pun tak ketinggalan membicarakan tanggapan tersebut. Presiden Joko Widodo sempat mengatakan jika panas matahari akan memperpendek masa hidup virus Corona (Covid-19), kendati hal tersebut belum memiliki bukti nyata.
"Ini kemungkinan mitos dan orang-orang berpikir [itu] karena virus mulai menyebar di musim dingin, ketika di China dan Eropa itu memasuki musim dingin," kata Dr. Meru Sheel dari Universitas Nasional Australia.
"Ini penyakit baru, jadi kami tidak tahu apakah ada hubungan langsung antara cuaca dan COVID-19, meskipun bukti mungkin menganggapnya tidak," tandasnya.
Baca Juga: Penyebab Guru Zuhdi Meninggal karena Penyakit Jantung
Berdasarkan data worldometers.info per hari Sabtu (2/5/2020), sebanyak 3.402.160 penduduk dunia positif terjangkit virus corona. Sementara jumlah kematian saat ini mencapai 239.623 orang.
Berita Terkait
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat
-
5 Tahun Tinggal di Kompleks Ferdy Sambo, WNA Jerman Spill Adab Pejabat Indonesia
-
Situasi Terkini Nepal: Militer Ambil Alih Kekuasaan, Bandara Ditutup, Demo Rusuh Tewaskan 20 Orang
-
Ini Klarifikasi Anak Menkeu Baru Usai Sebut Sri Mulyani 'Agen CIA', Kini Singgung Ternak Mulyono