- BPIP diusulkan memberikan apresiasi kenegaraan kepada konten kreator Ferry Irwandi atas aksi kebencanaan di Sumatera.
- Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menilai aksi nyata Ferry mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.
- Usulan ini mendorong BPIP mengakui keteladanan dari berbagai profesi di masyarakat sebagai representasi Pancasila.
Suara.com - Sebuah gagasan tak terduga datang dari Senayan. Sosok konten kreator dan YouTuber yang dikenal dengan pemikirannya yang tajam dan kritis, Ferry Irwandi, dinilai layak mendapatkan apresiasi setingkat kenegaraan. Tak tanggung-tanggung, apresiasi itu diusulkan datang dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Usulan ini dilontarkan langsung oleh Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya. Menurutnya, aksi nyata yang dilakukan Ferry Irwandi dalam merespons bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat adalah cerminan hidup dari nilai-nilai luhur Pancasila yang perlu diangkat ke permukaan.
Bagi Willy, sudah saatnya negara tidak pelit dalam memberikan penghargaan kepada anak-anak bangsa yang menunjukkan keteladanan, terlepas dari profesi atau latar belakang mereka, termasuk dari kalangan kreator konten.
“Mari kita menjadi bangsa yang pemaaf, kemudian menjadi bangsa yang tidak pelit memberikan apresiasi. Salah satunya kepada Ferry Irwandi,” ujar dia, dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (16/12/2025).
Lantas, apa yang membuat seorang Ferry Irwandi, yang kerap mengkritik kebijakan dan fenomena sosial melalui kanalnya, dianggap pantas menyandang predikat tersebut? Willy Aditya menunjuk pada aksi tanggap darurat bencana yang diinisiasi oleh Ferry.
Lebih dari sekadar menggalang dana publik dalam jumlah besar untuk para korban bencana di Sumatera, Ferry Irwandi dipandang berhasil menunjukkan esensi utama dari sila-sila Pancasila, yakni kemanusiaan dan gotong royong.
Willy menyoroti bagaimana Ferry tidak hanya berhenti pada pengumpulan donasi, tetapi juga memastikan bantuan tersebut tersalurkan secara transparan dan akuntabel langsung kepada mereka yang membutuhkan.
Menurut ketua komisi DPR yang memang bermitra kerja langsung dengan BPIP tersebut, langkah yang diambil Ferry adalah bentuk konkret dari nilai gotong royong yang menjadi sari pati Pancasila.
Aksi ini membuktikan bahwa ideologi bangsa bukanlah sekadar teks hafalan, melainkan sebuah tindakan nyata yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
Baca Juga: Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
Willy Aditya memandang, BPIP bisa menjadikan momentum ini untuk memperluas cakupan figur-figur yang dapat merepresentasikan nilai Pancasila di tengah masyarakat.
Ia mendorong agar BPIP tidak ragu untuk mencari teladan dari berbagai sektor kehidupan yang seringkali luput dari perhatian.
Figur-figur tersebut bisa datang dari kalangan polisi, tentara, bidan di desa terpencil, dokter, guru honorer, birokrat jujur, aparatur sipil negara yang berintegritas, pekerja swasta, ataupun para aktivis yang bekerja dalam sunyi.
Ia mengatakan penghargaan kepada figur-figur tersebut dapat menjadi cara BPIP untuk memperlihatkan contoh hidup dari Pancasila.
Dengan menampilkan teladan nyata dari berbagai lapisan masyarakat, BPIP diharapkan tidak hanya menjadi lembaga yang bersifat seremonial.
Dengan demikian, kata dia, BPIP bisa berperan sebagai katalisator untuk perubahan struktural, kultural, dan natural. Terlebih Pancasila, kata dia, adalah pelumas untuk tiga perubahan tersebut secara sekaligus.
Berita Terkait
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
-
Bertaruh Nyawa di Jembatan Tali, Ribuan Warga Aceh Tengah Masih Terisolir
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Saat Bendera Putih Berkibar di Aceh, Peneliti UGM Kritik Pemerintah Tak Belajar Hadapi Bencana
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?
-
Peradilan Militer Dinilai Tidak Adil, Keluarga Korban Kekerasan Anggota TNI Gugat UU ke MK
-
Ria Ricis dan Selebriti Pandu Shopee Live Superstar, Jumlah Produk Terjual Naik Hingga 16 Kali
-
5 Kali Sufmi Dasco Pasang Badan Bela Rakyat Kecil di Tahun 2025
-
Kelola Sendiri Sampah MBG, SPPG Mutiara Keraton Solo di Bogor Klaim Untung hingga 1.000 Persen
-
Di Hadapan Kepala Daerah, Prabowo Ingin Kelapa Sawit Jamah Tanah Papua, Apa Alasannya?