Tapi komentar presiden terbaru "So what?" bahkan membuat beberapa pendukungnya marah.
'Ceroboh'
Guilherme Rolim adalah seorang dokter gigi berusia 36 tahun yang mengatakan ia memilih Bolsonaro dalam pemilihan umum 2018 karena menginginkan "perubahan".
Rolim mengatakan kepada BBC Brasil bahwa dia menganggap pilihannya sebuah "kejahatan yang perlu" tetapi, setelah kehilangan ayahnya karena Covid-19, dia kecewa dengan penanganan Covid-19 oleh pemerintah.
"Bolsonaro adalah orang yang ceroboh. Pernyataan ini membuktikan dia tidak bertanggung jawab dan membahayakan. Presiden bermain-main dengan sesuatu yang sangat serius," katanya.
"Sebagai seorang anak yang kehilangan ayahnya karena virus, saya takut pada hal-hal yang dikatakan presiden. Mungkin dia mengatakan itu karena dia tidak pernah kehilangan orang yang dicintainya, dia belum merasakan sakit luar biasa yang ditimbulkan dari kehilangan ini."
Di negara-negara bagian seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro, langkah-langkah karantina diperluas, dan gubernur setempat mengkritik Bolsonaro.
Virus corona juga masuk ke ranah politik ketika Bolsonaro memecat menteri kesehatannya yang populer, Luiz Henrique Mandetta, bulan lalu, karena perbedaan pendapat terkait cara menghadapi virus corona.
Dia menggantikan Mandetta dengan Nelson Teich, seorang ahli onkologi yang merupakan CEO beberapa klinik swasta dan sekarang menjadi mitra konsultan layanan kesehatan.
Baca Juga: Sebut Pandemi Covid-19 Akal-akalan Media, Akun Anak Presiden Brasil Dicekal
Sikap presiden terhadap virus corona sejalan dengan sekelompok warga di Brazil, khususnya di kalangan pebisnis, yang khawatir dengan konsekuensi ekonomi dari karantina wilayah.
'Brazil tidak dapat berhenti'
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Datafolha pada tanggal 29 April mengatakan 52% orang Brasil percaya mereka harus harus tinggal di rumah saat pandemi. Angka ini turun dari 60% di awal bulan April.
Di kalangan masyarakat terkaya di negara itu, dukungan untuk peraturan karantina wilayah mencapai 39%.
Junior Durski, miliarder pemilik restoran Madero, memicu kemarahan publik setelah mengatakan pada bulan Maret: "Sekarang 5.000 orang akan mati karena virus corona dan kami tidak dapat menghindarinya. Kami tidak dapat menutup semuanya, bersembunyi dari musuh, dan tidak bekerja. "
Dia kemudian mengatakan bahwa kutipannya diambil di luar konteks.
Berita Terkait
-
Kisah Ayah Angkat Asuh dan Ajari 10 Anak Korea Utara selama Lockdown
-
Sebut Pandemi Covid-19 Akal-akalan Media, Akun Anak Presiden Brasil Dicekal
-
KTT Nonblok, Jokowi: Dulu Lawan Imperialis, Kini Berjuang Ringankan Utang
-
Madonna hingga Brad Pitt Desak Brasil Selamatkan Suku Amazon dari Covid-19
-
Takut Tertular Corona, Napi Mengamuk dan Tawan 7 Sipir Penjara
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat