Suara.com - Kontrol perbatasan, karantina wilayah, dan pembatasan penerbangan terkait COVID-19 membuat obat-obatan ilegal menjadi lebih mahal dan sulit diperoleh di seluruh dunia. Hal itu dilaporkan UNODC, badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan dalam laporan yang diterbitkan pada Kamis (6/5/2020).
UNODC, dalam laporan COVID-19, menilai pandemi memiliki efek signifikan terhadap produksi obat di berbagai daerah dan penyelundupan melalui udara, darat dan laut, tetapi tren keseluruhan di negara-negara tempat obat dikonsumsi tampaknya relatif seragam.
"Banyak negara di semua wilayah telah melaporkan kekurangan berbagai jenis obat di tingkat ritel, serta kenaikan harga, penurunan kemurnian dan bahwa pengguna narkoba telah beralih dalam menggunakan zat (misalnya, dari heroin ke opioid sintetis) dan/atau semakin mengakses perawatan dengan obat," kata laporan itu.
"Sementara berbagai jenis opioid, seperti heroin, hampir seluruhnya diangkut melalui darat, yang mengalami peningkatan pemeriksaan hingga dapat mengganggu pengiriman, kokaina terutama dikirim melalui laut. Peningkatan baru-baru ini dalam penyitaan heroin di Samudera Hindia mungkin mengindikasikan ada peningkatan pengiriman heroin ke Eropa melalui laut," kata UNODC.
Kurangnya penerbangan saat ini mungkin akan memiliki efek "sangat drastis" pada penyelundupan obat-obatan sintetis, termasuk metamfetamin, ke negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang dan Australia.
Di Afghanistan, produsen heroin terbesar di dunia, panen opium antara bulan Maret dan Juni mungkin terganggu jika pekerja tidak dapat atau tidak mau keluar rumah.
"Kekurangan opium telah diamati di provinsi barat dan selatan negara itu, terutama karena penutupan perbatasan yang melintasi Pakistan," katanya seperti dikutip Antara dari Reuters.
"Namun, para wanita semakin terlibat dalam menanam opium, demikian pula dengan orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena krisis COVID-19."
Di negara-negara Andean, tempat tanaman koka --asal kokaina dikembangkan, menunjukkan situasi beragam.
Baca Juga: Tewas Dibunuh saat 20 Tahun, Anjani Bee Ternyata Janda Pernah 2 Kali Kawin
"Produksi kokaina tampaknya terhambat, karena produsen, terutama di Kolombia timur, kekurangan bensin, yang sebelumnya diselundupkan dari Venezuela dan sangat penting dalam produksi kokaina."
Di Bolivia, tantangan baru-baru ini terkait dengan penyebaran COVID-19, dikombinasikan dengan kekacauan politik pada akhir 2019, yang membatasi kemampuan otoritas negara untuk mengendalikan penanaman koka.
Berita Terkait
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Tenaga Surya Kalahkan Batu Bara, Namun Transisi Energi Masih Tertahan Kepentingan Fosil
-
PNM Presentasikan Model Mekaar Hingga Diakui Pasar Global
-
Sejarah Terukir! Prabowo Ikuti Jejak Soekarno di PBB, Apa Kata Dunia?
-
Sidang Umum PBB Kacau! Netanyahu Pidato, Delegasi Walk Out Massal!
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
Ditangkap di Laut Natuna Utara, Kapal Berbendera Vietnam Diduga Angkut 80 Ton Ikan Hasil Curian
-
Ganja 35 Paket dalam Rangka Vespa, ASN Tangerang Terlibat Jaringan Narkoba Lintas Provinsi
-
Tambang Ilegal Tak Sesuai Good Mining Practice, Rusak Lingkungan dan Tata Kelola
-
Resmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia, Prabowo Ingat Prestasi Jokowi Lobi Pimpinan Korea
-
Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya untuk RI Tak Terbantahkan
-
Sultan: Indonesia Menjadi Penentu Penting Bagi Masa Depan Ekologi Regional dan Global
-
Karyawan Jakarta dengan Gaji di Bawah Rp6,2 Juta Bisa Naik Transportasi Umum Gratis, Ini Syaratnya
-
Terungkap, Daftar Kode Rahasia Korupsi Gubernur Riau: 7 Batang hingga Jatah Preman
-
Imam Shamsi Ali Baca Al-Fatihah Sebelum Nyoblos Zohran Mamdani di Piwalkot New York, Ini Alasannya!
-
IKAHI Sumut Turun Tangan, Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Bukan Sekadar Musibah Biasa?