Suara.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengungkapkan, pemimpin oposisi Juan Guaido terlibat dalam komplotan tentara bayaran asal Amerika Serikat untuk melakukan kudeta beberapa waktu lalu.
Nicolas Maduro menuduh Juan Guaido bertemu dengan mantan anggota pasukan khusus Angkatan Darat AS di Gedung Putih untuk merencanakan invasi lewat laut.
Maduro mengklaim pertemuan itu terjadi pada bulan Februari lalu ketika Guaido mengunjungi presiden AS di Washington.
Guaido sendiri merupakan pemimpin legislatif yang didukung oleh AS dan sekitar lima puluh negara lain sebagai presiden sementara Venezuela.
"Di Gedung Putih pada tanggal 4 Februari tahun 2020, Juan Guaido bertemu dengan Jordan Goudreau," ujar Maduro seperti dikutip dari Barron's.
Ia merujuk pada mantan anggota pasukan khusus yang dituduh mengorganisir dan melatih pasukan tentara bayaran untuk melaksanakan invasi di Venezuela.
Menurut Maduro pertemuan Guadio tersebut atas perintah Donald Trump untuk membuat rencana serangan.
"Akan sangat mudah untuk memverifikasi kehadiran Goudreau di Gedung Putih antara 2019 dan 2020 dan di ruangan mana ia bertemu dengan Guaido." jelas Maduro.
Belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih yang diminta oleh kantor berita AFP atas tuduhan presiden sayap kanan Venezuela tersebut.
Baca Juga: Sipir dan 5 Tentara Didakwa Atas Kerusuhuan Penjara Venezuela
Menurut Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez mengatakan pada hari Selasa (12/05) bahwa pada pertemuan itu Goudreau "diratifikasi sebagai pemimpin militer" dari "invasi" di sepanjang pantai utara Venezuela. Namun digagal oleh pemerintah Venezuela antara 3-4 Mei.
Tuduhan itu didasarkan pada sebuah video di mana seorang kapten pembangkang ditahan dalam pembicaraan serangan tentang pertemuan yang seharusnya di Gedung Putih.
Maduro mengklaim Guaido menandatangani kontrak dengan Slivercorp USA, sebuah perusahaan keamanan dan pertahanan swasta yang didirikan oleh Goudreau, untuk melaksanakan kudeta tersebut. Sekaligus untuk melakukan "penangkapan, penahanan, dan pemindahan presiden Venezuela" dan "pembentukan" pemimpin oposisi.
Namun tuduhan itu dibantal oleh Guaido dan menyebut kontrak itu "salah" serta mengatakan bahwa pemerintah Venezuela sedang mencari "alasan" untuk menangkapnya.
Begitu juga dengan Donald Trump ikut membantah bahwa Amerika Serikat terlibat dalam invasi tersebut.
"Jika saya ingin pergi ke Venezuela, saya tidak akan merahasiakannya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
International Parade Marching Carnival Sukses Digelar, Jember Siap Menjadi Pusat Event Besar
-
Hasto Kristiyanto Ikut Start 10K BorMar 2025: Mencari Daya Juang di Bawah Keagungan Borobudur
-
Daftar 11 Nama Korban Longsor Cilacap yang Berhasil Diidentifikasi, dari Balita Hingga Lansia
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya