Suara.com - Inisiator platform LaporCovid-19 Irma Hidayana mengungkapkan bahwa angka kematian akibat pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia bisa 3 kali lebih banyak dari data yang dirilis Pemerintah.
"Selisih kematian ODP, PDP vs Positif COVID-19 di 24 provinsi yang sudah terisi penuh, datanya mencapainya 3,5 kali lipat, jadi angka kematian positif yang terkonfirmasi dibanding angka dugaan ODP dan PDP jumlah angka kematiannya jauh lebih besar 3,5 kali lipat," kata Irma dalam jumpa pers virtual, Minggu (17/5/2020).
Irma mengatakan berdasarkan pedoman terbaru yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 April 2020, orang yang meninggal dengan gejala klinis diduga Covid-19 juga harus dimasukan sebagai data korban pandemi.
Dari pedoman itu, LaporCovid-19 mencatat dari data yang mereka kumpulkan melalui relawan dari 24 provinsi dan 345 kabupaten/kota hingga 15 Mei 2020 tercatat ada 4.848 orang yang meninggal baik yang sudah dinyatakan positif atau pun meninggal saat berstatus ODP dan PDP Covid-19.
"Jumlah kematian yang positif covid itu 1.015 orang, sementara jumlah kematian ODP dan PDP di wilayah yang sama itu mencapai 3.833, jadi kalau ditotal ini 4.848 orang," ungkapnya.
Irma menyebut data ini mereka dapatkan dari para 100 relawan yang bertugas mengumpulkan data-data resmi dari dinas kesehatan setempat. Kemudian diverifikasi, ditambah beberapa laporan dari publik melalui pengaduan online via aplikasi pecakaran WhatsApp dan Telegram.
Salah satu relawan LaporCovid-19, Florence Armein mengatakan dirinya yang merupakan koordinator konten Internews Earth Journalism Network mau bergabung sebagai relawan karena geram melihat pada awal-awal tidak ada data yang terbuka dari pemerintah terkait covid-19 ini.
Sebagai relawan yang berdomisili di Jakarta, Florence bertugas memperbarui data 4 kabupaten di Sumatera Utara dan 6 kabupaten di Sumatera Selatan melalui laman resmi pemerintah provinsi dan daerah, tak jarang ia memverifikasi melalui sumber lain seperti media sosial.
"Tantangan dalam data mining untuk covid-19 ini adalah tidak adanya keseragaman tentang data apa saja yang harus dikumpulkan di setiap daerah," ucapnya.
Baca Juga: Habib Bahar Bebas Disambut Massa, Publik: Jangan Ada Klaster Corona Baru
Menurutnya data yang terbuka justru akan sangat membantu pemerintah dalam membuat kebijakan yang tepat sasaran di masa pandemi seperti ini.
Ketiadaan data yang valid membuat masyarakat tidak tahu seberapa besar dampak dari Covid-19 yang berujung pada sikap acuh di masyarakat.
Oleh sebab itu, Irma mendesak pemerintah baik di tingkat daerah maupun pusat harus mengumumkan jumlah PDP, ODP atau OTG yang meninggal, sebagaimana telah diamanatkan WHO.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara