Suara.com - Saat ini jumlah kasus positif virus corona Covid-19 di dunia mencapai 4,5 juta orang dan jumlah kematian mencapai lebih dari 300 ribu orang.
Para peneliti pun berusaha memahami dan menemukan penyebab virus corona Covid-19 itu menyebar dengan cepat dan mematikan.
Seorang penyiar publik NHK dan dokter spesialis penyakit pun membuat sebuah eksperimen video menggunakan zat fluoresen untuk menunjukkan seberapa cepat kuman bisa menyebar di berbagai permukaan di restoran, prasmanan dan kapal pesiar.
Percobaan ini dimulai dengan 1 tamu dari 10 orang disebuah restoran pramanan yang menggunakan zat fluoresen ditangani sebagai pengganti virus corona Covid-19.
Saat makan, semua tamu berperilaku dengan cara biasa. Mulai dari memiliki peralatan makan, memilih makanan yang dinikmati, memeriksa ponsel dan kebiasaan sehari-hari seperti biasanya.
Pada akhir percobaan, para peneliti menyalakan cahaya hitam yang memperlihatkan zat fluoresen di tangan salah satu peserta yang sudah menyebar ke piring, peralatan makan dan seluruh wajah tamu.
Eksperimen ini menyimpulkan betapa mudahnya sebuah virus bisa menyebar antar manusia di restoran.
Karena itu, tindakan pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona Covid-19 lebih luas.
Eksperimen kedua di lingkungan yang sama menunjukkan pentingnya mempraktikkan teknik kebersihan yang tepat. Orang yang sudah terinfeksi dan pengunjung lainnya mencuci tangan mereka berkali-kali.
Baca Juga: Ketahui Komplikasi Kanker Usus, Penyebab Meninggalnya Aktor Henky Solaiman
Semua peserta mencuci tangan sebelum dan setelah makan dengan peralatan makan yang dibersihkan dan diganti lebih sering dari biasanya.
Seorang profesor klinis dalam patologi di Universitas Hong Kong dilansir oleh Express, menunjukkan bagaimana virus itu menyebar ke permukaan dan setiap orang secara efisien.
"Saya pikir video itu benar-benar menyoroti sejauh mana kebersihan untuk menghentikan penyebaran virus," katanya.
David Veesler, seorang ahli virologi struktural di University of Washington di Seattle mengatakan pemahaman mengenai penularan virus adalah kunci penahanan dan pencegahan penularan virus di masa depan.
"Virus baru ini menyebar jauh lebih mudah daripada yang lain dan menyebabkan sindrom pernapasan akut parah (SARS) serta menginfeksi lebih dari jumlah orang yang tertular SARS," kara David.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis