Suara.com - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan apabila pemerintah menerapkan new normal, maka masyarakat diperkenankan untuk beraktivitas di mall, bandara, hingga masjid.
Terkait itu, Anwar mengaku khawatir dengan kondisi masjid yang membludak hingga mengabaikan protokol kesehatan.
Anwar mengatakan di dalam penerapan new normal, kebiasaan melakukan protokol kesehatan yang sesuai untuk Covid-19 sangat penting dilakukan demi mencegah penularan. Namun yang ia khawatirkan ialah terkait banyaknya jemaah yang akan menggunakan masjid dan harus menerapkan jaga jarak minimal satu meter.
"Maka ini tentu akan sangat menjadi masalah di masjid-masjid yang jamaahnya biasanya membludak," kata Anwar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/5/2020).
Ia mencontohkan ketika masyarakat akan melangsungkan salat Jumat di masjid. Tanpa penerapan jaga jarak minimal satu meter pun biasanya masjid dipenuhi oleh jemaah sampai harus menggunakan lahan lain disekitaran masjid.
Anwar mengatakan kalau melihat kondisinya seperti itu dirasa akan sulit apabila pada new normal nanti, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Tentu hal ini adalah tidak mungkin dan jelas akan sangat menyusahkan para jemaah," ujarnya.
Karena melihat kondisi tersebut, Anwar pun menyampaikan kepada Komisi Fatwa MUI untuk mempelajari kemungkinan pelaksaan salat Jumat di tengah wabah Covid-19. Semisal pelaksanaannya dibagi menjadi tiga gelombang waktu yakni pada pukul 12.00 WIB, 13.00 WIB dan 14.00 WIB karena adanya keterbatasan ruang di masjid.
Atau alternatif lainnya yakni dengan menambah atau memperbanyak tempat penyelenggaraan salat Jumat yang sifatnya sementara. Seperti aula atau ruang pertemuan yang bisa disulap menjadi tempat pelaksanaan salat Jumat.
Baca Juga: Kirim Surat Terbuka Minta Jokowi Mundur,Ruslan Buton Ditangkap Polisi
"Hal ini penting dan perlu dikaji oleh Komisi Fatwa MUI agar umat dapat menyelenggarakan salat Jumatnya dengan baik dan tenang karena tanpa itu prinsip physical distancing jelas akan terlanggar," ujarnya.
"Hal itu jelas tidak baik karena jelas akan membahayakan jemaah dan kita tentu tidak mau hal itu terjadi."
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Desak Rombak UU Pemilu, Yusril Sebut Kualitas DPR Merosot Akibat Sistem Pemilu yang Transaksional
-
Periksa Kapusdatin BP Haji, KPK Cecar Soal Jemaah Haji Khusus yang Bisa Langsung Berangkat
-
Indonesia Target 100 GW Energi Surya: Apa Artinya bagi Ekonomi dan Keadilan Iklim?
-
KPK Panggil Bos PT Kayan Hydro Energy untuk Kasus Suap IUP Kaltim, Materi Pemeriksaan Rahasia
-
Raja Ampat Terancam! Izin Tambang Nikel Diberikan Lagi, Greenpeace Geram!
-
Keluarganya Hilang Tersapu Banjir Bali, Korban Selamat Kaget Sepulang Kerja Rumah Sudah Rata!
-
Sesumbar Kasus Campak di Jakarta Tak Naik, Pramono: Tak Seperti yang Dikhawatirkan!
-
KPK Usut Modus Licik Korupsi Haji: Waktu Pelunasan Haji Khusus Dibatasi Cuma 5 Hari Kerja!
-
Diperiksa KPK Hari Ini, Apa Kaitan Rektor UIN Semarang Nizar Ali di Kasus Korupsi Kuota Haji?
-
Ledakan Septic Tank Guncang Pondok Cabe: Tiga Rumah Hancur, Empat Warga Terluka