Suara.com - PBB mengutuk keras aksi brutal anggota polisi yang menyebabkan tewasnya seorang warga AS bernama George Floyd. Floyd, lelaki kulit hitam berusia 46 tahun, meninggal dunia pada Senin (25/5/2020).
Kecaman PBB tersebut disampaikan oleh Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet. Menurut Bachelet, kematian Floyd menambah panjang daftar pembunuhan warga kulit hitam tak bersenjata oleh aparat keamanan Amerika Serikat.
"Saya kecewa harus menambahkan nama George Floyd bersama Breonna Taylor, Eric Garner, Michael Brown dan banyak orang Afrika-Amerika yang tidak bersenjata lainnya yang telah meninggal selama bertahun-tahun di tangan polisi - serta orang-orang seperti Ahmaud Arbery dan Trayvon Martin yang dibunuh oleh mereka yang seharusnya melindungi masyarakat," kata Bachelet seperti dikutip laman UN News, Jumat (29/5/2020).
Bachelet menambahkan, pemerintah AS, melalui pihak-pihak yang berwenang, harus mengambil tindakan serius guna menghentikan aksi pembunuhan aparat terhadap warga seperti Floyd. Menurutnya, prosedur harus diubah dan polisi yang bertindak berlebihan harus diproses hukum.
"Prosedur harus diubah, sistem pencegahan harus diberlakukan, dan di atas semua petugas polisi yang menggunakan kekuatan berlebihan, harus didakwa dan dihukum karena kejahatan yang dilakukan," lanjut petinggi PBB itu.
Bachelet menyambut baik pengumuman oleh otoritas Federal di Washington yang menyebut akan memprioritaskan penyelidikan atas insiden itu. Hanya saja, Bachelet pesimistis mengingat banyak kasus di masa lalu di mana tindakan berlebihan aparat dibenarkan, atau paling berat pelaku hanya dikenai sanksi administratif.
“Peran yang dimainkan atas diskriminasi rasial dalam kematian seperti itu juga harus sepenuhnya diperiksa, diamati, dan ditangani dengan baik,” tambahnya.
Dalam video yang diambil di tempat kejadian pembunuhan pada hari Senin, terlihat seorang polisi kulit putih menggunakan lututnya untuk menjepit Floyd ke tanah selama beberapa menit.
Polisi tersebut bahkan tidak peduli ketika Floyd mengatakan dirinya tidak bisa bernapas.
Baca Juga: Pembunuhan George Floyd Picu Kerusuhan, Kantor Polisi Dibakar Massa
Pembunuhan George Floyd yang terjadi di Minessota pun memicu gelombang aksi protes dan bentrok dengan polisi. Hingga pada akhirnya, Kamis (28/5/2020), bentrok berujung dengan pembakaran kantor polisi dan sejumlah gedung serta perusakan sejumlah fasilitas umum.
Sementara itu, empat petugas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut dipecat. Namun hingga kini belum ada kepastian apakah para pelaku akan diproses hukum.
Terlepas dari kasus Floyd, Bachelet mengimbau warga Minnesota untuk menghentikan aksi vandalisme dan menggelar demonstrasi secara damai.
"Kekerasan dan perusakan properti tidak akan menyelesaikan masalah kebrutalan polisi," ujar Bachelet.
"Saya mendesak para demonstran untuk mengekspresikan tuntutan mereka secara damai, dan saya mendesak polisi untuk berhati-hati agar tidak memperkeruh situasi saat ini dengan menggunakan kekuatan berlebihan (dalam menangani massa)."
Berita Terkait
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Rupiah Tumbang Dihantam Sentimen Global dan Lokal
-
Donald Trump Ancam Pindahkan Venue Piala Dunia 2026, Ini Penyebabnya
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Tenaga Surya Kalahkan Batu Bara, Namun Transisi Energi Masih Tertahan Kepentingan Fosil
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar