Suara.com - Demonstrasi diikuti aksi pembakaran, penjarahan dan vandalisme di Minneapolis, Amerika Serikat, pada Kamis (28/5/2020), di malam ketiga aksi protes publik pada dugaan pembunuhan George Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun, oleh polisi.
Para pemrotes melampiaskan amarah mereka atas kematian Floyd yang terlihat dalam video saksi mata kehabisan nafas, saat seorang petugas polisi kulit putih menekan lehernya dengan lutut pada Senin (25/5/2020) malam.
Aksi kerusuhan terbaru di kota terbesar di Minnesota itu sebagian besar tidak terkendali, meskipun Gubernur Tim Walz memerintahkan Garda Nasional diaktifkan untuk membantu memulihkan ketertiban setelah dua hari pertama gangguan keamanan.
Berbeda dengan Rabu (27/5/2020) malam, ketika para demonstran yang melempar batu bentrok berulang kali dengan polisi anti huru hara, penegak hukum kali ini tampak tidak menonjolkan diri di sekitar pusat kerusuhan, di luar kantor polisi Third Precinct (Polsek Third).
Para pengunjuk rasa yang berkumpul di luar gedung untuk sesaat mundur di bawah tembakan gas air mata polisi dan peluru karet dari atap. Tetapi kemudian kembali berkumpul dan akhirnya membakar bangunan itu ketika polisi tampaknya menarik diri.
Sebuah mobil dan setidaknya dua bangunan lain di sekitarnya juga dibakar, dan penjarah kembali beraksi pada malam kedua di toko Target terdekat, yang telah dijarah pada malam sebelumnya, untuk kabur dengan apa pun yang tersisa di dalam.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan 16 bangunan dibakar pada Rabu malam.
Tidak ada tanda-tanda langsung kehadiran pasukan Garda Nasional di kantor polisi atau pada demonstrasi siang hari yang damai dan pawai di sekitar Pusat Pemerintahan Kabupaten Hennepin di pusat Kota Minneapolis.
Pejabat penegak hukum lokal, negara bagian dan federal berusaha untuk meredakan ketegangan rasial yang dipicu oleh kematian Floyd dengan bersumpah untuk mewujudkan keadilan.
Baca Juga: Duel Berujung Maut di Momen Lebaran, Polres Lebak Akan Gelar Rekonstruksi
Empat petugas polisi kota yang terlibat dalam insiden itu, termasuk yang ditunjukkan menekankan lututnya ke leher Floyd ketika dia berbaring di tanah mengerang, "tolong, saya tidak bisa bernapas," dipecat dari pekerjaan mereka hari berikutnya.
Kasus Floyd mengingatkan pada pembunuhan Eric Garner pada 2014, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di New York City yang meninggal setelah dicekik oleh polisi saat dia juga terdengar mengatakan, "Saya tidak bisa bernapas."
Kata-kata Garner itu menjadi seruan untuk gerakan "Black Lives Matter" yang terbentuk di tengah gelombang pembunuhan orang Afrika-Amerika oleh polisi.
Sepanjang hari, para pemrotes mendesakkan tuntutan mereka agar keempat polisi itu ditangkap dan dituntut.
"Ada alasan saat ini" untuk melakukan penangkapan itu, kata aktivis hak sipil Pendeta Al Sharpton saat ia berbicara kepada kerumunan. "Kami tidak meminta bantuan. Kami meminta apa yang benar."
Ibu Garner, Gwen Carr, mengatakan kasus Floyd seperti "membuka luka lama, dan menuangkan garam ke atasnya."
Tag
Berita Terkait
-
Iran Ancam Boikot Undian Piala Dunia 2026 karena Masalah Visa di AS
-
Airlangga Gaspol Kejar Tarif Impor AS 0 Persen, Demi Selamatkan 5 Juta Pekerja RI
-
4 Sunscreen Brand Amerika Serikat Terbaik untuk Kulit, Mulai Rp60 Ribuan
-
Donald Trump Kasih Batas Waktu Ukraina Terima Proposal Damai dari AS
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
Terkini
-
Nestapa Istri Brigadir Nurhadi, Tuntut Ganti Rugi Rp771 Juta Atas Kematian Janggal Suaminya
-
Tiba di Arab Saudi, Penyidik KPK Bersiap Usut Dugaan 'Permainan' Kuota Haji di Tanah Suci
-
Kemensos Dirikan 28 Dapur Umum, Produksi 100 Ribu Nasi Bungkus Tiap Hari untuk Korban Banjir Sumatra
-
Korupsi Proyek Rel Kereta Api Medan Ancam Keselamatan, KPK: Bisa Sebabkan Kecelakaan Maut
-
Diangkut Helikopter, 4 Ton Bantuan Udara Diterjunkan ke 3 Kabupaten di Sumbar
-
Sudah Kirim Surat Panggilan, KPK akan Periksa Ridwan Kamil Pekan Ini
-
KPK Jebloskan ASN Kemenhub ke Penjara, Diduga Otak Pengaturan Proyek Kereta Api Medan
-
Awas Macet! Cek Pengalihan Arus Reuni Akbar 212 di Monas Besok, Ini Titik Rawan Kepadatan
-
Akses Terputus, Relawan PSI Tetap Tempuh Jalan Sulit Salurkan Bantuan untuk Warga Tapanuli Utara
-
Babak Baru Skandal Satelit Kemenhan, Laksda Leonardi Cs Segera Diadili