Suara.com - Seorang sopir bajaj asal negara bagian Bihar, India, tewas bunuh diri usai kehilangan penghasilan karena pembatasan terkait pandemi virus corona.
Menyadur Gulf News, pria berusia 25 tahun ini akhirnya memutuskan untuk meregang nyawa pada Sabtu (13/6) malam, lantaran putus asa tak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Pembatasan selama tiga bulan guna menekan sebaran virus corona di India juga mengakibatkan pria yang merupakan penduduk Patna ini kesulitan untuk membayar biaya cicilan bajaj.
Mengutip ndtv.com, ayah dari sopir bajaj mengaku keluarganya tengah didera krisis, terlebih anggota keluarganya tak mendapatkan jatah kartu bantuan yang disediakan oleh pemerintah India, meski kondisi ekonomi mereka sulit.
Begitu berita kematian putranya terdengar ke pihak berwenang, seorang pejabat pemerintah menyambangi rumah sopir bajaj dan memberikan bantuan 25kg beras dan gandum.
Mengetahui tragedi ini, beberapa netizen India menyorot kasus ini juga perlu untuk diangkat ke permukaan, disandingkan dengan kasus bunuh diri aktor Bollywood muda Susant Singh.
"Kita harus membicarakan tentang bunuh diri ini juga. Sebagian besar dari kita bahkan tidak kenal dia. Dan, kita tahu kenapa," ujar pengguna facebook Zafar Iqbal, dikutip dari Gulf News.
Sementara beberapa netizen lain terlihat menyayangkan pemerintah yang dirasa kurang memberikan perhatian ke kasus ini, mengacu pada bantuan yang diberikan.
"Selamat datang di 'demokrasi' kapitalis di mana kesehatan mental dihargai 25kg beras," cuit pengguna twitter @HaridasKhisore.
Baca Juga: Kambuh Jual Sabu Lagi, Residivis Narkoba Ini Terancam Hukuman 20 Tahun
Senada, akun @shafqatwali juga mengkritik soal bantuan yang diberikan dengan mengatakan, "25kg beras dan gandum, itulah yang didapat keluarga setelah kematiannya. Sayang sekali."
Kematian sopir bajaj muda ini juga menyoroti masalah pengangguran di Bihar. Berdasarkan data dari lembaga Pusat Pemantauan Ekonomi India, tingkat pengangguran di Bihar mencapai 46, 2 persen per Mei 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Bakal Patroli, Menkeu Purbaya Siap Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Serap Dana
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru