Suara.com - Lampai (36), ibu hamil di distrik Khu Mueang, Thailand, tewas mengenakan setelah ditabrak dan ditikam hingga tewas oleh Biksu Phra Um Deeruenrom (59).
Kapten Suriya Leenuwat, Wakil Kepala Investigasi Kepolisian Hin Lek Fai mengatakan, Biksu Phra membunuh Lampai karena tak ingin kisah perselingkuhan mereka diketahui publik.
"Korban dibunuh pelaku karena sebelumnya memeras si biksu untuk memberikan sejumlah uang, kalau tidak mau perselingkuhan mereka diketahui publik," kata Suriya seperti dikutip Suara.com dari Bangkokpost.com, Kamis (18/6/2020).
Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi di jalan dekat Ban Mai Charoensuk, Tambon Tum Yai, Senin (15/6) sore.
Saksi mata mengatakan kepada penyelidik, Phra Um Deeruenrom, kepala biara Wat Ban Nong Bua di Tambon Tum Yai, mengendarai mobil van dan sengaja bertabrakan dengan mobil pikap yang melaju ke arahnya.
"Setelah ditabrak, korban yang sedang hamil 8 bulan masih hidup. Mengetahui yang menabraknya adalah si biksu, dia lantas berusaha melarikan diri."
Namun, kata Suriya, Biksu Phra mengejar Lampai dan menikamnya. Lampai ambruk, tewas di tempat, setelah ditusuk pisau Biksu Phra pada kepala dan tangan.
"Kami mengevakuasi korban ke rumah sakit. Bayi dalam kandungannya pun meninggal dunia. Sementara suaminya yang juga ada di mobil itu, yakni Thampaphon, terluka," kata Suriya.
Biksu Phra akhirnya ditangkap di rumah seorang kerabat di deesa. Polisi mengatakan Phra mengakui kejahatan itu, tetapi menolak untuk mengungkapkan motifnya.
Baca Juga: Setelah Thailand, Siapkah Toyota Fortuner 2020 Masuk Indonesia?
Namun, penduduk desa mengatakan kepada polisi, Biksu Phra berselingkuh dengan Lampai.
Setelah hamil, Lampai meminta Biksu Phra bertanggungjawab dengan memberikan uang kalau tak mau aibnya diketahui umat.
Ketika kasus ini terungkap, Biksu Phra dikluarkan dari biara dan ditahan atas tuduhan melakukan pembunuhan berencana.
Berita Terkait
-
Lelaki Tewas dengan Alat Vital Terpotong-potong, Diiris Putrinya Sendiri
-
Dibunuh Warga karena Sebal Mukanya, Pesan Terakhir Pak RT: Salah Apa Saya?
-
5 Pembunuhan Motifnya Bikin Geleng Kepala, Termasuk karena Nggak Suka Senin
-
Pengakuan Mengejutkan Mahasiswa Bunuh PSK Bertato: Ibu Saya Janda
-
Detik-detik Mahasiswa Surabaya Habisi Nyawa PSK, Mayat Dimasukkan ke Kardus
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal