Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon mengklaim Indonesia tengah terancam krisis dari beberapa hal. Menurutnya, ada tiga penyebab yang memicu ancaman tersebut.
Hal ini diungkapkan Fadli Zon melalui unggahan di akun Twitter, Sabtu (20/6/2020).
"Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman krisis dari tiga jurusan. Jika Pemerintah mengabaikannya, ketiganya bisa membuat kita jatuh terpuruk sangat dalam," kata Fadli, dikutip Suara.com.
Dalam cuitan itu, Fadli menyebut ancaman pertama adalah New Normal. Ia menilai kebijakan New Normal telah mengabaikan pertimbangan pandemi, dan lebih banyak didikte oleh kepentingan pengusaha.
Ia memperkirakan kasus virus corona COVID-19 di Tanah Air akan mengalami lonjakan dalam beberapa waktu ke depan sebagai akibat New Normal.
Fadli mengatakan, "kurva pandemi kita masih terus naik, dan belum melandai. Dan, sekali lagi, itu masih belum menggambarkan imbas kebijakan New Normal."
Atas dasar itulah, politikus Partai Gerindra ini khawatir krisis Covid-19 di Indonesia bisa berlangsung lebih panjang dibanding negara lain.
Faktor kedua adalah ancaman depresi ekonomi. Perekonomian dunia sedang mengarah pada negative supply shock dan deglobalisasi karena semua negara akan berusaha melindungi perekonomian domestik, kata Fadli.
Upaya pemulihan ekonomi dengan melakukan pelonggaran tidak otomatis berjalan sukses. Fadli pun mengaitkan hal ini dengan utang Indonesia yang tinggi.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Ringankan Biaya UKT: Ortu Mahasiswa Lagi Krisis Ekonomi
Belum lagi, angka pengangguran yang melambung sejak pandemi ini.
"Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, lebih dari 1,5 juta orang telah kehilangan pekerjaan sebagai imbas pandemi. Sebanyak 10,6 persen di antaranya, atau sekitar 160 ribu orang, kehilangan pekerjaan karena PHK, sedangkan 89,4 persen sisanya karena dirumahkan," ungkap Fadli Zon.
Faktor ketiga, menurut Fadli Zon, adalah ancaman perubahan geopolitik global dan kawasan.
Konflik antara beberapa negara yang belakangan terjadi menimbulkan kekhawatiran. Misalnya, kontak senjata antara tentara India dan China hingga meningkatnya aktivitas militer Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan.
"Jadi, kita tak lagi hanya menghadapi perang dagang antara Amerika dengan Cina, melainkan ancaman konflik, bahkan perang, yang bisa menyeret banyak negara di dalamnya," ujar Fadli.
Oleh karenanya, Fadli berpendapat agar Indonesia berhasil menghadapi pandemi ini dibutuhkan kepemimpinan yang cakap.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?
-
Istana Dukung Langkah Pemda Larang Pesta Kembang Api di Perayaan Tahun Baru
-
Bambang Widjojanto Ingatkan KPK Tak Tunda Penetapan Tersangka karena Perhitungan Kerugian Negara
-
Banjir Sumatera Bukan Bencana Alam, Amnesty International: Cerminan Kebijakan Pro Deforestasi
-
Persija Jakarta Vs Bhayangkara FC Malam Ini, 1.295 Personel Gabungan Siap Amankan SUGBK
-
KPK Bantah Ada Intervensi untuk Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Berlaku Januari 2026, Prabowo Sudah Teken KUHAP Baru
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Eddy Soeparno Ingatkan Bahaya Over Capacity dan Cuaca Ekstrem