Suara.com - Presiden Joko Widodo seharusnya meminta maaf kepada rakyatnya karena para menterinya belum bisa bekerja sesuai harapan, dibanding mengungkapkan amarahnya kepada para menteri di hadapan publik. Setidaknya itulah yang disoroti oleh pakar politik, Hanta Yudha.
Hanta Yudha menyoroti beberapa aspek yang bisa dilihat dari kemarahan Presiden Jokowi kepada menterinya itu.
"Pertama, jika kemarahannya ditujukan kepada para menteri tentu tidak perlu disebarkan pada publik. Kalau ditujukan untuk mengancam para menteri, maka relevansinya tidak ada," ujar Hanta seperti yang dilansir Suara.com dari tayangan Kabar Petang di YouTube tvOneNews, Senin (29/6/2020).
Kedua, Hanta melanjutkan, jika target kemarahan Jokowi memang kepada para menterinya, maka bisa dibaca oleh para elit politik bahwa Presiden Jokowi tengah mempersiapka reshuffle kabinet.
"Kepada elit, ini bisa dibaca sebagai prakondisi gaya presiden untuk mengirim pesan pada elit poltik, entitas politik, partai politik, tentang kemungkinan reshuffle," sambung Hanta.
Poin ketiga yang diutarakan oleh Hanta Yudha soal kemarahan presiden ini adalah sebagai strategi Jokowi untuk diperlihatkan kepada publik bahwa ia telah mengonfirmasi buruknya kinerja menteri di kabinetnya.
"Strategi presiden untuk menggeser melemparkan persoalan hari ini yang telah dikonfirmasi presiden, bukan persoalan presiden, tapi persoalan menteri yang kinerjanya rendah," lanjut Hanta Yudha.
Pakar politik ini menyayangkan jika Presiden Jokowi sampai harus mengunggah video kemarahannya terhadap para menteri ke ruang publik lewat kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Pasalnya, jika konteks kemarahannya ditujukan kepada menteri maka Presiden tinggal me-reshuffle kabinetnya tanpa harus menunjukkan kepada publik.
Baca Juga: Fahri Sentil Jokowi: Marah 18 Juni, Terdengar Marah 28 Juni, Follow-up?
Selain itu, Hanta beranggapan bahwa amarah Presiden Jokowi ini bertujuan untuk menggeser beban politiknya.
"Misalnya, ternyata yang dikritik oleh beberapa kalangan kepada menteri yang disebut, itu dikonfirmasi oleh presiden itu sendiri memang ada problem, bahkan disebut soal kesehatan dan sebagainya," kata Hanta.
Lebih lanjut, Hanta menuturkan bahwa para menteri bertanggung jawab kepada presiden, sedangkan presiden bertanggung jawab kepada rakyat. Maka sudah seharusnya Presiden Jokowi meminta maaf kepada rakyat atas ulah menterinya.
"Presiden Jokowi seharusnya minta maaf kepada publik kenapa para menterinya belum sesuai performa yang diharapkan oleh presiden, bukan justru menyampaikan kemarahan kepada para menteri di hadapan publik," tukas Hanta.
Meskipun demikian, Hanta mengapresiasi ketegasan Presiden Jokowi yang memberi ultimatum kepada para menterinya untuk di-reshuffle jika kinerja tak kunjung membaik.
"Konteks kepada menteri itu sudah benar, harus tegas sesuai arahan presiden," pungkas Hanta.
Berita Terkait
-
Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet, Tengku Zul: Percuma, Sudah Sulit Ditolong
-
Jokowi Marah di Sidang Kabinet, Gaya Menteri Dijadikan Meme
-
Sindir Jokowi Marahi Menteri-Menteri, Rocky Gerung: Marah kok Pakai Teks
-
Terkuak! Jokowi Berkali-kali Ultimatum Menteri yang Lamban Atasi Covid-19
-
Pemerintah Beri Dukungan ke Daerah yang Masih Berperang Lawan Covid-19
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
Percakapan di HP Sitaan Kasus Suap Bupati Bekasi Dihapus, KPK Buru Dalangnya
-
Mendagri Minta Penanganan Bencana di Aceh Tamiang Jadi Perhatian Khusus
-
Ketum PP Muhammadiyah Kenang Ustaz Jazir Jogokariyan, Teladan Penggerak Masjid dan Dakwah Umat
-
Taruhannya Nyawa! Anggota DPRD DKI Desak Gubernur Pramono Tertibkan Pasar Tanpa Izin SLF
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Jakarta Diprediksi Berawan Hingga Hujan Ringan Hari Ini, Cek Titik Lokasinya
-
Pangan Ilegal dan Ancaman Kesehatan Jelang Nataru, Apa yang Harus Kita Ketahui?
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
Akses Jalan hingga Sekolah Dibersihkan, Kemenhut Kebut Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Sumatra
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak