Suara.com - Para pekerja medis di dunia saat ini bukan hanya sedang berjuang merawat pasien Covid-19, namun juga menghadapi masalah kekerasan, pelecehan, dan penolakan.
Menyadur South China Morning Post pada Rabu (1/7/2020), para pekerja medis juga menghadapi kekerasan dan pelecehan, yang justru dilakukan oleh pasien yang mereka coba bantu.
Contoh pertama datang di kota Wuhan di China, pusat penyebaran awal virus corona.
Media setempat melaporkan adanya dokter yang dipukuli dan diancam oleh seseorang karena tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit yang penuh sesak.
Ketika virus menyebar, laporan serangan terhadap petugas medis muncul di negara lain, beberapa terkait dengan informasi yang salah di media sosial.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka mendapatkan 208 laporan terkait insiden terhadap tenaga kesehatan profesional di berbagai negara antara akhir Februari hingga April.
Kebanyakan laporan tersebut adalah kasus pelecehan dan kekerasan, serta stigmatisasi untuk mengobati penyakit.
Selain ancaman fisik, Organisasi Kesehatan Dunia secara terpisah melaporkan lonjakan serangan cyber terkait pandemi.
"Apa yang telah ditunjukkan oleh krisis ini adalah bahwa kita menghadapi masalah semacam ini, sayangnya, di semua negara dan semua keadaan," kata Maciej Polkowski, kepala inisiatif Perawatan Kesehatan dalam Bahaya di Komite Internasional Palang Merah.
Baca Juga: Lagi! Demo Tolak TKA China di Konawe Utara Hingga Jadi Tontonan Warga
Polkowski juga menjelaskan bahwa kekerasan dilakukan oleh orang-orang atau keluarga pasien yang dipicu karena menunggu terlalu lama di rumah sakit dan penolakan untuk mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi, kata
Selain laporan dari Tiongkok, seorang pria di Inggris dipenjara selama enam bulan karena menendang dan meludahi perawat saat dirawat di rumah sakit.
Setelah serangkaian insiden pada tenaga medis, negara bagian New South Wales di Australia memperkenalkan denda on-the-spot sebesar 5.000 dolar (Rp 49 juta) bagi orang-orang yang batuk atau meludahi petugas medis.
"Itu perilaku yang sangat mengerikan dan saya sangat sedih bahwa pemerintah kita harus merespons dengan cara ini," kata Brad Hazzard, Menteri Kesehatan dan Penelitian Medis New South Wales pada 8 April.
Kasus-kasus lain yang melibatkan ancaman atau perlakuan sewenang-wenang terhadap petugas kesehatan adalah orang-orang yang menolak untuk dikarantina karena mereka tidak percaya akan kebijakan tersebut, atau karena mereka tidak ingin kehilangan pekerjaan, kata Polkowski.
Dewan Perawat Internasional mengatakan bahwa rata-rata, 7 persen dari kasus Covid-19 di seluruh dunia adalah menyerang petugas kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata