Suara.com - Pengalihfungsian bangunan Hagia Sophia menjadi masjid oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ternyata memunculkan fakta-fakta yang mengejutkan.
Salah satunya adalah klaim yang menyebut bahwa Hagia Sophia pernah dijual oleh seorang petinggi gereja terhadap penguasa Utsmani, Muhammad Alfatih. Namun pengamat Herriy Cahyadi membantah klaim tersebut.
Herry menjelaskan bahwa kabar yang menyebut Alfatih pernah membeli Hagia Sophia dari seorag petinggi gereja dengan uang pribadi adalah kabar keliru.
Ia menjelaskan jika dokumen yang beredar soal akta jual-beli bangunan bersejarah itu sebetulnya merupakan sebuah sertifikat tanah.
"Dokumen itu "Tapu Senedi" alias "Sertifikat Tanah". Dikeluarkan pada 1936, masa Republik. Lengkap itu lokasi, luas tanah, dan peruntukan. Pemiliknya: Ebulfetih Sultan Mehmet Vakfi, lembaga wakaf yang didirikan Sultan Fatih. Pemilik sah Ayasofya sebagai pengurus wakaf," jelas Herry dikutip Suara.com dari Twitter-nya, Rabu (14/7/2020).
Herriy juga menjelaskan jika Fatih Sultan Mehmet II menulis dalam wasiatnya yang kepada Ayasofya soal pemanfaatan bangunan. Wasiat itu disebut Harriy masih tersimpan rapi dalam arsip pemerintah turki.
"Tidak boleh mengubah masjid Ayasofya jadi apapun atau laknat Allah akan datang. Tidak ada yang boleh mengubahnya, siapapun dia. Teks wasiat dalam bahasa Arab. Di bahasa Turki, saya tidak menemukan ada soal jual-beli. Karena ini surat wasiat. Makanya dari tadi saya tanyakan ke penyebar dokumen ini," jelas Herriy.
Sebelumnya, pengamat internasional Hasmi Bakhtiar menulis sebuah utasan panjang yang membahas bahwa Hagia Sophia pernah diperjualbelikan kepada penguasa Utsmani abad 15 Mohammad Alfatih atau yang juga dikenal sebagai Sultan Mehmet II.
Bangunan yang menjadi ikon Kota Istanbul Turki itu baru-baru ini menjadi sorotan usai keluarnya eputusan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Jumat (10/7/2020) yang menetapkan secara resmi Hagia Sophia sebagai masjid.
Baca Juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Begini Kesaksian Cinta Penelope di Turki
Hagia Sophia dibangun 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral Kristen Ortodoks dan diubah menjadi masjid setelah Ottoman menaklukkan Konstantinopel, sekarang Istanbul, pada tahun 1453. Pemerintah Turki sekuler memutuskan pada tahun 1934 untuk menjadikannya museum.
Presiden Erdogan pada hari Jumat (10/7) secara resmi mengubah status bangunan bersejarah tersebut kembali menjadi masjid dan menyatakan terbuka untuk ibadah umat Islam.
Uskup Hilarion, yang mengepalai departemen Gereja Ortodoks Rusia untuk hubungan gereja eksternal, menggambarkannya sebagai "pukulan bagi Kekristenan global".
Dewan Gereja Dunia, yang mewakili 350 gereja Kristen, mengatakan telah menulis surat kepada Erdogan untuk mengungkapkan "kesedihan dan kecemasan" mereka.
Kepala Gereja Ortodoks Yunani, Uskup Agung Ieronymos, menggambarkan keputusan Erdogan sebagai "instrumentalisasi agama untuk tujuan partisan atau geopolitik".
"Kemarahan dan kesombongan tidak hanya menyangkut Gereja Ortodoks dan Kristen tetapi semua umat manusia yang beradab ... terlepas dari agama," tambah Ieronymos.
Berita Terkait
-
Balas Turki, Yunani Ancam Ubah Rumah Kemal Ataturk jadi Museum Genosida
-
Hagia Sophia Jadi Masjid, Komunitas Muslim Dunia Siap Salat Berjamaah
-
Hagia Sophia Jadi Masjid, Begini Kesaksian Cinta Penelope di Turki
-
Saat Digunakan untuk Salat, Mozaik di Hagia Sophia akan Ditutup Tirai
-
Mengenal Gli, Sosok Menggemaskan Tinggal di Hagia Sophia Selama 16 Tahun
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak