Suara.com - Ribuan pemuda pada hari Sabtu (18/7) melakukan aksi demonstrasi di Monumen Demokrasi Bangkok, Thailand menuntut pemerintah untuk mundur. Menyadur Channel News Asia, aksi demonstrasi tersebut merupakan yang paling besar dalam beberapa tahun dan berlangsung hingga larut malam.
Thailand menghadapi goncangan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi virus corona. Oleh sebab itu, masyarakat menjadi marah pada pemerintah dan mantan jenderal pendukung pendirian kerajaan.
Para pemuda tersebut menyanyikan lagu-lagu rap pedas dan melambai-lambaikan plakat mengecam administrasi mantan kepala militer Prayut Chan-O-Cha untuk mundur. Mereka juga menyerukan penghapusan undang-undang pencemaran nama baik kerajaan Thailand.
"Pemerintah tidak peduli dengan kita, jadi kita keluar atau kalah juga," kata seorang siswa berusia 18 tahun bernama Sang dikutip dari Channel News Asia. "Hukum melindungi orang kaya dan meninggalkan orang-orang tanpa apa-apa." tambahnya.
Plakat yang bertuliskan "akhir 112" ditahan karena dianggap melanggar undang-undang pencemaran nama baik kerajaan Thailand.
"Kita harus keluar, tidak ada lagi yang tersisa," tambah teman Sang bernama Mee.
Saat melakukan askinya, para demonstran mengenakan seragam serba hitam, yang menurut beberapa sumber terinspirasi dari protes yang mengguncang Hong Kong tahun lalu.
Ketika malam tiba, para pemrotes menyalakan lampu kamera ponsel sembari menyuarakan kebebasan berekspresi. Sebelumnya ratusan polisi berusaha menghalangi akses ke Monumen Demokrasi.
Demonstrasi bubar sekitar tengah malam, tetapi mereka mengatakan akan kembali ke jalan dalam dua minggu jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Baca Juga: Ada Aksi di Gedung DPR, TransJakarta Lakukan Rekayasa Layanan
Demonstrasi tersebut merupakan aksi terbesar sejak kudeta negara tahun 2014, yang dipimpin oleh mantan panglima militer Prayut. Sejak saat itu ekonomi Thailand kram, kebebasan terkekang di bawah undang-undang baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India