Suara.com - Jumlah penumpang LRT Palembang anjok selama pandemi corona. Jumlahnya turun dari 7.000 penumpang per hari, kini hanya 700 orang yang naik LRT sehari.
Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) III Palembang Aida Suryanti mengakui terjadinya penurunan penumpang saat pandemi corona. Mengingat, ada penurunan jumlah perjalanan dari 74 perjalanan menjadi 22 kali perjalanan.
“Jumlah penumpang LRT turun drastis. Sekarang hanya 700 orang per hari. Sebelumnya mencapai 7.000 penumpang pada hari biasa, bahkan lebih dari 10.000 saat akhir pekan,” ujar Aida dalam pernyataan persnya, Kamis (23/7/2020).
Menurut dia, jumlah penumpang LRT itu kini sudah ada peningkatan dibanding pada saat awal-awal pandemi Covid-19. Ketika awal pandemi, jumlah penumpang hanya mencapai 400 orang per hari.
Masih kata dia, pembatasan operasional yang dilakukan pun untuk mendukung program pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19. Kini operasional LRT itu mulai dari pukul 08.04 sampai pukul 15.41 WIB dengan 22 perjalanan.
Pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan dalam operasional LRT di Palembang. Mulai dari social distancing dan physical distancing, menyediakan hand sanitizer tiap stasiun dan kereta, melakukan penemprotan disinfektan di stasiun dan gerbong LRT.
“Selain itu, kita juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi calon penumpang. Juga penggunaan masker dan pakaian lengan panjang,” tambah dia.
Kendati begitu, LRT kini telah menjadi sarana transportasi pilihan masyarakat setempat. Apalagi, berbagai upaya terus dilakukan, seperti mempercepat jarak tempuh, headway atau waktu tunggu antar stasiun, integrasi dengan TransMusi dan Damri, penambahan jumlah perjalan per hari, kemudahan memilih alat pembayaran untuk pembelian tiket, serta perbaikan sistem jalur dan persinyalan.
“Kita harap pandemi Covid-19 ini dapat segera berlalu. Sehingga aktivitas perekonomian bisa menggeliat kembali seperti sebelumnya,” tutur dia.
Baca Juga: Positif Covid Bertambah 1.906 Orang, Jakarta Sumbang Kasus Terbanyak
Kontributor : Rio Adi Pratama
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Bantah Ditanya 'Uang Haram' Korupsi Haji, Anggota DPRD Mojokerto Beberkan Ini Usai Diperiksa KPK
-
Erick Thohir: Indonesia akan Hadapi Gugatan Israel soal Atlet Dilarang di Kejuaraan Senam 2025
-
DJ Panda Diperiksa Rabu Lusa Soal Kasus Ancaman ke Erika Carlina, Polisi Ungkap Kisi-kisi Ini!
-
5 Fakta Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI, Roy Suryo Cs Beberkan Kejanggalan Mengejutkan
-
Hati Orang Tua Nadiem Hancur, Ayah Bersumpah Terus Berjuang: Proses Ini Mesti Dilalui Panjang
-
Roy Suryo Tunjukkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI: 99,9 Persen Palsu, Hurufnya Mencotot Keluar
-
Tidak Menyerah, Tim Hukum Siapkan Bukti Baru: Ada Hak Konstitusional Nadiem yang Belum Terpenuhi
-
Penampakan Ijazah Jokowi di KPU DKI: Mirip dengan yang Viral, Pengamat Cari Kejanggalan Legalisir
-
4 Tahun di Bawah Kudeta Militer, Jurnalis di Myanmar Hidup dalam Bayang Penangkapan dan Serangan
-
Anthony Norman Lianto Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual, Ungkap Bukti Terkini