Suara.com - Masih terpukul akibat kepergian tiga anggota keluarganya sekaligus karena virus corona, seorang pria di India makin terpuruk mengetahui biaya pengobatan rumah sakit yang mencapai Rp 781 juta.
Menyadur Gulf News, Anreddy Radhesh merasa keluarganya tak mendapatkan perawatan yang sebanding dengan biaya ratusan juta yang dibebankan.
"Tidak ada yang tahu bagaimana saya dan keluarga menderita selama empat minggu terakhir. Ayah saya meninggal saat memohon bantuan untuk mengganti popok tapi tidak ada yang datang untuk membatunya," ujar Radhesh.
Ini terjadi, sambung Radhesh, setelah kami menghabiskan Rs 4 juta atau sekitar Rp 781 juta untuk perawatan tiga orang.
Pria asal desa Dubbacherla ini mengaku kecewa lantaran dengan biaya yang sangat tinggi, nyawa keluarganya tak bisa selamat dan tak mendapatkan perawatan dasar yang layak.
Awalnya, orang tua dan seorang keponakan Radhesh, dilarikan ke rumah sakit swasta di wilayah Somajiguda setelah mengalami gejala virus corona.
Dinyatakan positif Covid-19, keduanya pun dirawat di rumah sakit yang berada di negara bagian Hyderabad tersebut sejak 10 Juli.
Keponakan Radhesh meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara ayahnya, Satyanarayana Reddy, dan ibunya, diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
Namun pada 15 Juli kondisi pasangan ini kembali memburuk hingga harus dirawat di rumah sakit lagi. Dari sini, Radhesh kemudian merasa pihak RS tak memberikan perawatan yang maksimal.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak Parah
"Pada tanggal 28 Juli ketika Ibu saya telah meninggal, saat saya sibuk mengurus pemakamannya, ayah saya menelepon dan mengatakan butuh mengganti popok tapi tidak ada petugas yang datang hingga larut malam," bebernya.
"Ketika saya menghubungi manajemen rumah sakit dan bertanya mengapa popok itu tidak diganti, mereka dengan masam berkata 'tidak ada staf'. Apakah ini cara rumah sakit bekerja setelah mengambil uang begitu banyak," katanya?
Menanggapi apa yang dialami Radhesh, menteri senior India, K Taraka Rama Rao menyebut kejadian yang tragis dan memalukan.
"Eksploitasi pada saat ini oleh rumah sakit swasta ini menyedihkan dan memalukan," kata Rao.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu