Suara.com - Ledakan hebat di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) kemarin, diketahui telah menewaskan sedikitnya 135 orang dan menyebabkan 5.000 orang cedera. Jumlah kematian diperkirakan bisa meningkat seiring dengan upaya pencarian dan penyelamatan.
Gelombang ledakan yang merusak bangunan hingga sejauh 10 kilometer juga merusak empat rumah sakit. Layanan darurat yang digunakan sebagai layanan pandemi Covid-19 kini semakin tertekan.
Menurut Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab, ledakan tersebut terkait dengan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun tanpa adanya pengamanan optimal di gudang pelabuhan.
Hingga saat ini penyebab ledakan di kota Beirut masih diselidiki pihak berwajib.
Lantas bagaimana amonium nitrat bisa sampai ke pelabuhan Beirut?
Kapal ditahan
Menyadur dari CNN, kapal milik Rusia, MV Rhosus yang membawa 2.750 metrik ton amonium nitrat ditahan di Beirut pada 2013.
Sebelum sampai di tujuan utamanya, Mozambik, masalah keuangan membuat mereka harus mengambil kargo tambahan. Dari hal ini, kapal berbendera Moldova tersebut singgah di Beirut.
Nahas, sesampainya di Beirut, MV Rhosus ditahan oleh petugas pelabuhan karena pelanggaran berat dalam mengoperasikan kapal.
Baca Juga: Otoritas Lebanon Tangkap 16 Orang Terkait Ledakan
Selain itu, mereka juga belum membayar biaya ke pelabuhan. Akhirnya, kapal tidak melanjutkan perjalanannya.
Setelah kru Rusia dipulangkan ke tanah air dengan gaji yang tidak dibayarkan, kapal dibiarkan tinggal di pelabuhan.
Otoritas pelabuhan Beirut yang mengetahui keberadaan bahan berbahaya berupa amonium nitrat di kargo kapal tidak mengizinkan untuk diturunkan atau dipindahkan ke kapal lain.
Amonium nitrat akhirnya hanya disimpan di hanggar oleh kapten kapal, Prokoshev pada tahun 2014.
Peringatan yang tidak pernah didengarkan
Ledakan Beirut awalnya diduga berasal dari bahan peledak. Tapi dugaan ini dibantah oleh kepala keamanan umum negara, Abbas Ibrahim karena bahan peledak yang dimaksud sudah disita beberapa tahun sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana