Suara.com - Pihak kepolisian Swedia menggagalkan aksi pembakaran Al Quran yang akan dilakukan oleh pimpinan partai garis keras anti imigran yang bertepatan dengan salat jumat.
Menyadur Sputnik, Rabu (9/8/2020), Rasmus Paludan, pemimpin partai garis keras anti-imigrasi Denmark, yang akan membakar kitab suci Al Quran, menyebut penolakan itu sebagai "bab memalukan dalam sejarah Swedia".
Pembakaran tersebut rencananya akan dilakukan di luar masjid di distrik Rosengård yang terkenal di Malmö Swedia, sebuah daerah yang masuk dalam daftar "daerah rawan" dan sering disebut sebagai daerah terlarang.
Paludan menggambarkan tindakannya sebagai "membela orang-orang persaudaraannya" di Swedia.
Menurut seniman jalanan Swedia Dan Park aksi pembakaran kitab suci Islam pada 28 Agustus tersebut sebagai sebagai perayaan kebebasan berbicara.
Dan Park sendiri mengungkapkan bahwa polisi menolak izinnya atas aksi tersebut dengan alasan keamanan.
"Kami mengajukan izin di luar masjid di Rosengård, atau di tempat lain di Rosengård. Mereka menolaknya, demi alasan keamanan. Mereka mengklaim akan ada terlalu banyak kekerasan, terlalu banyak provokasi," kata Park kepada outlet berita Nyheter Idag.
Menurut seniman jalanan tersebut, polisi malah mengusulkan alun-alun di daerah yang jauh lebih tenang dengan lebih sedikit imigran Muslim.
Polisi menekankan bahwa 28 Agustus adalah hari Jumat dan bertepatan dengan ibadah salat Jumat, dikhawatirkan akan terjadi kerusuhan.
Baca Juga: Pasangan Ini Nikah di Perbatasan Gegara Pandemi, Terhalang Seutas Pita
Namun menurut Dan dan itulah sebabnya mereka memilih tanggal 28 agar umat Islam yang berkumpul untuk salat Jumat dapat melihat Alquran terbakar sebagai provokasi yang disengaja.
Rasmus Paludan, yang memimpin partai anti-imigrasi Denmark, Garis Keras, yang diidentifikasi sebagai "etno-nasionalis utilitarian" dan mencari pelarangan total terhadap Islam, tidak berkomentar apa-apa tentang keputusan polisi tersebut.
"Polisi Swedia jelas mencintai umat Islam dan tidak berani melakukan tugasnya. Sebuah babak memalukan dalam sejarah Swedia, hari ketika negara Swedia menolak kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul," kata Paludan kepada outlet berita Samhällsnytt.
Rasmus Paludan maupun Dan Park memang tidak asing dengan kontroversi. Paludan, yang partainya nyaris tidak lolos dari ambang batas parlemen dalam pemilu 2019, telah selamat dari serangkaian serangan dan upaya pembunuhan untuk obor Alquran dan hidup di bawah perlindungan polisi.
Pauludan menghadapi beberapa kontroversi hukum dan dihukum karena mengungkapkan pandangan rasis. Tahun lalu, tindakan Paludan di pinggiran kota Kopenhagen memicu kerusuhan.
Dan Park juga berulang kali ditangkap, didenda, dan dipenjara karena ujaran kebencian atas karya seni hasil karyanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat