Suara.com - Persoalan ketidakmerataan akses internet di Indonesia benar-benar dirasakan saat Pandemi Covid-19 melanda nusantara sejak beberapa bulan terakhir.
Peralihan pola kehidupan dari konvensional tatap muka menjadi online atau dalam jaringan (daring) benar-benar dirasakan di kawasan pelosok.
Salah satunya dialami di Kecamatan Telagabauntung, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Wilayah yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Simpangempat itu memiliki empat desa, yaitu Desa Rantau Bujur, Rampah, Loktanah, Telagabaru itu memiliki kesulitan akses internet.
Meski begitu, pelajar di Kampung Mahiyut, Desa Loktanah tetap bersemangat luar biasa. Luar biasanya, mereka rela memanjat pohon demi mengikuti pembelajaran. Padahal, pohon yang dipanjat mereka berketinggian lebih dari 15 meter.
Sementara itu, anak-anak di Desa Rampah, masih beruntung karena bisa mendapat sinyal di tengah kebun karet. Tak jauh berbeda dengan di Desa Rampah, anak-anak di Desa Loktanah pun belajar di sebuah daerah dataran tinggi yang disebut Bukit Durian.
“Perjuangan anak-anak belajar itu ya mencari titik-titik yang ada signalnya. Alhamdulillah sebagian ada di pasang penguat signal tapi perlu modal dan harga mahal,” ujar Camat Telagabauntung Yuana Karta Abidin kepada kanalkalimantan.com-jaringan Suara.com pada Selasa (1/9/2020).
Yuana mengaku baru mengetahui, ada siswa yang naik pohon untuk mendapatkan sinyal buat mengikuti pembelajaran jarak jauh saat mengikuti rapat di desa.
Saat itu, dia mengatakan ada aparat yang menyampaikan kepadanya, jika ada anak-anak yang harus naik pohon untuk mendapatkan sinyal.
Baca Juga: Ngeri! Demi Belajar Online, Anak-anak di Tapsel Masuk Perlintasan Harimau
“Saya kira kemarin itu rendah atau di cabang aja, ternyata sampai ke pucuk pohon,” katanya.
Dia mengatakan, signal yang paling kuat itu berada di paling atas, kalau di bawah pohon tidak terlalu bagus.
“Jadi para anak-anak sampai harus naik sampai dekat pucuk pohon demi mendapatkan signal yang lebih kuat, di banding di bawahl pohon nya,” katanya.
Panjat Pohon Demi Sinyal
Berdasar pengamatan Yuana, banyak anak hingga remaja yang menaiki pohon untuk mendapatkan sinyal.
“Bukan hanya pelajar SMP atau SMA, dulu waktu ditetapkan kuliah secara daring para mahasiswa juga naik pohon untuk dapat sinyal HP. Dulu pernah dibikinkan tangga, tapi karena banyak yang makai, jadi tangga tersebut runtuh,” ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory