Suara.com - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi turun tangan menindaklanjuti temuan mahalnya harga tes polymerase chain reaction atau PCR di sejumlah rumah sakit.
Untuk diketahui, dalam paparannya di Komisi VIII, Doni Monardo Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Ketua BNPB, menyebut ada rumah sakit yang memberi harga tes PCR lima kali lipat dari harga seharusnya.
"Untuk itu saya pikir tes itu merupakan hal yang sangat urgen bagi masyarakat dan kalau harganya masih terlalu mahal menurut Ketua BNPB, seharusnya Gugus Tugas Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional bisa segera merespon hal tersebut," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Dasco berujar, tindak lanjut temuan tersebut diperlukan agar ke depannya ada batasan harga yang ditetapkan untuk melakukam tes PCR.
Dengan begitu, tidak ada lagi perbedaan harga yang melampaui harga seharusnya, bahkan hingga lima kali lipat.
"Sehingga kemahalan-kemahalan PCR atau perbedaan harga-harga PCR itu bisa disamakan atau minimal ada patokan harga. Karena region yang dipakai mungkin berbeda sehingga masyarakat yang akan melakukan tes PCR juga tidak terbebani secara berlebihan," ujar Dasco.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Doni Monardo mengungkapkan ada rumah sakit tertentu yang memainkan harga tes polymerase chain reaction/PCR hingga lima kali lipat dari harga normal. Namun Doni tidak menyebutkana nama rumah sakit yang mematok harga mahal tes PCR.
"Ada rumah sakit yang mematok harga tes PCR Swab sampai di atas Rp2,5 juta. Padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp500 ribu per unit atau per sekali pemeriksaan spesimen," kata Doni saat rapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (3/9/2020).
Doni juga menemukan ada laboratorium dikelola pemerintah yang seharusnya gratis, justru turut memasang tarif untuk tes swab kepada masyarakat. Padahal pihaknya telah mendistribusikan jutaan PCR ke seluruh daerah.
Baca Juga: Belum Bisa Digunakan, Alat PCR Pemkot Tangsel Terhambat Izin Kemenkes
"Memang kalau dilihat 51 persen mereka yang sekarang mengikuti tes swab ini adalah gratis, itu adalah lab-lab yang dikelola pemerintah. Tapi ada juga lab-lab tertentu kami dapat laporan ada yang minta bayaran kepada masyarakat," ujar Ketua Satgas Covid-19.
Atas temuan tersebut, Satgas Covid-19 akan berbicara dengan Kementerian Kesehatan sebagai tindak lanjut untuk mentertibkan rumah sakit maupun laboratorium yang melambungkan harga tes PCR.
Sekaligus menetapkan harga standar untuk setiap pemeriksaan spesimen di Indonesia.
"Supaya harganya standar kami tidak ingin pengusaha yang membeli alat, membangun jaringan, mereka rugi. Tapi kami juga tidak ingin masyarakat mengalami kerugian. Jadi kami akan libatkan BPKP untuk memutuskan harga yang layak sehingga berjalan dengan baik."
Berita Terkait
-
Kejar Standar WHO, Jabar Genjot Tes PCR
-
Anggota TNI Sebar Hoaks hingga Serbu Polsek, Begini Reaksi Pimpinan DPR
-
Canggih, Tes Covid-19 Ini Berikan Hasil Hanya 20 Detik
-
Belum Bisa Digunakan, Alat PCR Pemkot Tangsel Terhambat Izin Kemenkes
-
Revisi PKPU, Tiap Bacalon Wajib Ikut Tes Corona Sebelum Daftar Pilkada
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat