Suara.com - Pakar hukum tata negara Refly Harun, membuat sebuah video di channel YouTube-nya dengan membahas satu isu terkini yang masih hangat diperbincangkan.
Dalam video berdurasi 15 menit lebih 19 detik itu, Refly membahas soal pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyebut bahwa radikalisme masuk ke masjid-masjid lewat orang-orang yang goodlooking.
Statement Fachrul Razi itu pun dengan cepat mendapat banyak kritikan dari berbagai pihak salah satunya mantan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Bahkan, kritikam Gatot itu pula yang menjadi judul video ulas berita ala Refly Harun.
"GATOT NURMANTYO: TANGKAP SAYA, SAYALAH YANG MAKAR!!" demikian judul video Refly Harun, Rabu (08/09/2020).
Menurut Refly, perseteruan antara Fachrul Razi dan Gatot Nurmantyo tersebut layak untuk dibahas dan diulas lebih jauh.
Sebab, Menteri Agama yang membahas radikalisme tersebut baginya tidak produktif dan membuang-buang waktu.
"Pernyataan Menag soal goodlooking, radikalisme dan hafiz, itu tidak produktif. It's all about politik, soal persaingan, soal kekuasaan," katanya.
Bagi Refly yang satu gerbong dengan Gatot dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yang jauh lebih berbahaya daripada radikalisme adalah persoalan korupsi.
Baca Juga: Para Ahli Sebut Jiwasraya Ambruk Karena JS Saving Plan
"Kenapa radikalisme yang selalu dijual? Seolah-olah radikalisme jauh lebih berbahaya daripada korupsi," imbuhnya.
Di videonya itu, Refly menunjukkan sebuah data dari ICW tentang korupsi yang sangat merugikan negara.
Ratusan kasus korupsi ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kepolisian dan KPK dengan kerugian negara mencapai Rp8,4 triliun.
Dalam kaitannya dengan kritikan, lanjut Refly, pemerintah seharusnya tidak boleh menganggap kritikan sebagai bentuk radikalisme.
"Saya bisa saja dianggap radikal karena selalu mengkritik pemerintah, padahal bukan pemerintahannya yang dikritik tapi perilaku buruknya," tambah Refly lagi.
Sosok kelahiran Palembang ini pun menegaskan bahwa posisi Gatot sebagai seorang panglima TNI membuatnya aman melontarkan pernyataan keras.
Tag
Berita Terkait
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta