Suara.com - Koala menjadi penyebab terjadinya pecahannya koalisi pemerintahan New South Wales, negara bagian terpadat di Australia.
Menyadur Channel News Asia, Jumat (11/9/2020) perselisihan tentang koala menciptakan kekacauan politik yang terbentuk atas kebijakan yang dirancang untuk melindungi hewan khas benua Australia tersebut.
Partai Liberal dan Partai Nationals yang berfokus pada pedesaan, memiliki kemitraan puluhan tahun dalam politik negara bagian dan federal.
Kedua partai tersebut memiliki kekuasaan dibagi di seluruh posisi kabinet saat berada di pemerintahan.
Wakil Perdana Menteri NSW John Barilaro, dari Partai Nationals, mengatakan partainya tidak akan lagi mendukung undang-undang pemerintah kecuali ada perubahan pada kebijakan yang dirancang untuk melindungi habitat koala.
Barilaro mengatakan kebijakan baru secara tidak adil membatasi cara pemilik properti pedesaan dapat mengelola tanah mereka, tetapi dia mempertahankan partainya mendukung konservasi.
"Kami sebenarnya ingin melihat populasinya berlipat ganda. Kami tidak anti-koala," kata Barilaro.
Patai Nationals akan abstain dari pemungutan suara pada undang-undang pemerintah, kecuali jika hal itu memengaruhi wilayah regional.
Keputusan tersebut memaksa pemerintah untuk mencari dukungan di tempat lain untuk kebijakannya.
Baca Juga: Peselancar Australia Tewas Diserang Hiu di Pantai, Ngeri Banget!
Partai Nationals juga akan memperkenalkan RUU minggu depan untuk mencabut undang-undang konservasi.
Partai Nationals memegang 13 kursi di majelis sementara Liberal memegang 35, memberikan koalisi mayoritas di majelis yang beranggotakan 93 orang.
Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian, pemimpin koalisi dan partai Liberal negara bagian, tidak segera menanggapi terjadi perpecahan tersebut.
Sebuah penyelidikan pada bulan Juni menemukan koala di NSW terancam punah pada tahun 2050 kecuali pemerintah segera turun tangan.
Pembukaan lahan untuk pertanian, pembangunan perkotaan, pertambangan dan kehutanan menjadi faktor terbesar hilangnya habitat koala.
Koala hidup di hutan kayu putih, yang sebagian besar terletak di wilayah timur negara tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya