Suara.com - Front Pembela Islam (FPI) meminta seluruh Komando Laskar Islam melakukan pengamanan bagi seluruh ulama mulai dari kediaman, pasca kejadian penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber. Selain itu, mereka juga diminta memburu aktor intelektual penusukan tersebut karena menganggap sudah dalam kondisi perang.
Juru bicara FPI Munarman mengatakan Komando Laskar Islam diminta untuk menggali seluruh informasi terkait pelaku berinisial AA tersebut. Mulai dari identitas diri, keluarga, lingkungannya, hingga menemukan aktor yang menyuruh si pelaku.
"Kalau sudah mendapatkan informasi lakukan qishas sampai ke aktor intelektualnya. Ini sudah dalam kondisi perang," kata Munarman saat dihubungi Suara.com, Senin (14/9/2020).
Karena menganggap seperti kondisi perang, maka menurutnya hukum yang berlaku pun hukum perang.
Dengan begitu, Munarman meminta agar seluruh laskar untuk tidak takut melindungi para ulama.
"Maka yang berlaku adalah hukum perang. Jangan ragu dan bimbang untuk melindungi para ulama. Sikat habis mereka (aktor intelektual) sampai ke akar-akarnya dan ke kepala-kepalanya," ujarnya.
Dari sisi lain, Munarman menilai kalau tindakan menyerang ulama itu dilakukan oleh kaum komunis.
Munarman mengemukakan kalau modus pembunuhan itu biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Hal itu dibuktikannya dengan peristiwa serupa yang terjadi beberapa kali, yakni pada tahun 1948, 1965, 1998, dan 2019 saat menjelang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres).
Munarman menganggap kaum komunis selalu melakukan pembunuhan sambil menyertakan pengalihan isu seperti dukun santet hingga setan desa. Seolah sudah dirancang, pelaku yang tertangkap pun bakal disebut sebagai orang gila.
Baca Juga: Profil Syekh Ali Jaber, Pendakwah Korban Penusukan
"Ini modus lama (komunis). Umat Islam sudah paham dengan permainan yang begini," ujarnya.
Berita Terkait
-
Profil Syekh Ali Jaber, Pendakwah Korban Penusukan
-
Badan Koordinasi Mubaligh Kecam Keras Penusukan Syekh Ali Jaber
-
Syekh Ali Jaber Ditusuk, Din Syamsuddin Minta Jokowi Turun Tangan
-
Syekh Ali Jaber Ditusuk, FPI: Ini Modus Kaum Komunis
-
Syekh Ali Jaber Ditusuk Lagi Ceramah, Dude Harlino Minta Ulama Dilindungi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu