Suara.com - Yordania mulai Kamis (17/9) akan menangguhkan sekolah selama dua pekan serta menutup tempat ibadah, restoran, dan pasar umum sebagai bagian dari pembatasan lanjutan setelah terjadi lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.
Keputusan itu diambil melalui rapat kabinet saat kerajaan berjuang mencegah penyebaran pandemi yang tak terkontrol, kata juru bicara pemerintah Amjad Adailah.
"Kita hidup dalam kondisi yang tidak biasa," ucap Adailah.
Menteri Kesehatan Saad Jaber mengatakan pemerintah sedang berupaya menghindari penguncian nasional secara ketat seperti pada musim semi. Saat itu, virus terkendali dengan sedikit kasus harian di kalangan 10 juta penduduk.
"Langkah-langkah ini memang keras, tetapi kami berharap hal itu akan mengurangi penularan sekaligus mencegah wabah besar yang akan menyebabkan penguncian total dan menimbulkan dampak bencana," kata Jaber.
Pembatasan COVID-19 dicabut pada Juni. Sementara itu, dua juta anak-anak kembali bersekolah dan penerbangan internasional kembali beroperasi pada September ini.
Akibatnya, sejak Jumat (11/9) infeksi melonjak ke puncaknya yang baru dengan lebih dari 200 kasus per hari.
Pemerintah mencatat 252 kasus baru pada Minggu (13/9), jumlah harian tertinggi sejak virus muncul pada awal Maret.
Hingga kini, Yordania melaporkan 3.528 kasus COVID-19 dan 25 kematian.
Baca Juga: Genap 50 Tahun, Ini Rahasia Cantik dan Awet Muda Ratu Rania dari Yordania
Perdana Menteri Omar al Razzaz mengatakan berharap negaranya dapat menghindari penguncian total.
Ekonomi Yordania kini diprediksi bakal anjlok sekitar lima persen tahun ini, yang berpotensi menjadi penyusutan terbesar sejak 1990.
Para pejabat menyalahkan resepsi pernikahan dan pertemuan sosial dengan kerumunan besar, yang kini dilarang, atas penularan cepat virus corona.
Otoritas juga menerapkan hukuman penjara 14 hari bagi pelanggar aturan COVID-19.
Lebih dari 4.000 kios ditutup karena melanggar aturan kesehatan terkait penggunaan masker.
"Tindakan tak bertanggung jawab dari sejumlah pertemuan dan resepsi pernikahan berdampak pada semua orang," kata Jaber. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Suntik Vaksin Sinovac Dosis Kedua, Ridwan Kamil Rasakan Hal yang Sama
-
Kemendagri Minta Daerah Gelar Rakor Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
-
Penderita Sleep Apnea 3 Kali Lipat Berisiko Mati Akibat Covid-19
-
Profil Ade Firman Hakim, Benarkah Meninggal Karena Covid-19?
-
Penghormatan Terakhir Perawat Meninggal Karena Covid-19
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik