Suara.com - Simak profil Emha Ainun Nadjib, budayawan yang menggaungkan kritik dan masukannya kepada Presiden Joko Widodo. Hal itu disampaikan Cak Nun, sapaannya, lewat sebuah rilisan berjudul "10 Revolusi Jokowi" yang disebarkannya Sabtu, (12/09/2020).
Berikut profil Emha Ainun Nadjib selengkapnya.
Latar Belakang
Pemilik nama lengkap Muhammad Ainun Nadjib atau yang biasa dikenal Emha Ainun Nadjib ini lebih akrab disapa Cak Nun atau Mbah Nun. Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 27 Mei 1953.
Dirinya adalah seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia, yang menyampaikan gagasan pemikiran dan kritik-kritiknya dalam berbagai bentuk. Seperti puisi, esai, cerpen, film, drama, lagu, musik, talkshow televisi, siaran radio, seminar, ceramah, hingga tayangan video. Cak Nun menggunakan beragam media komunikasi dari cetak hingga digital dan dirinya sangat produktif dalam berkarya.
Latar Belakang Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun merupakan anak keempat dari 15 bersaudara, yang lahir dari pasangan Muhammad Abdul Latief dan Chalimah. Ayahnya adalah seorang petani dan tokoh agama yang sangat dihormati masyarakat Desa Menturo, Sumobito, Jombang.
Ayah Emha Ainun Nadjib juga seorang pemimpin masyarakat yang menjadi tempat bertanya dan mengadu tentang masalah yang masyarakat hadapi. Begitu juga ibunya, yang menjadi panutan warga karena dapat memberikan rasa aman dan banyak membantu masyarakat.
Cak Nun menikah dengan Novia Kolopaking, yang dikenal sebagai seniman film, panggung, serta penyanyi. Bersama Novia, dirinya dikaruniai empat orang anak, yaitu Ainayya Al-Fatihah (meninggal di dalam kandungan), Aqiela Fadia Haya, Jembar Tahta Aunillah, dan Anayallah Rampak Mayesha. Serta Sabrang Mowo Damar Panuluh yang tergabung dalam grup band Letto.
Baca Juga: Konser Musik untuk Pilkada Diizinkan, Mbah Tedjo: Mungkin Maksudnya 'Mulia'
Perjalanan Karier Emha Ainun Nadjib
Ragam dan cakupan tema pemikiran, ilmu, dan kegiatan Cak Nun sangat luas. Di antaranya seperti dalam bidang sastra, teater, tafsir, tasawuf, musik, filsafat, pendidikan, kesehatan, Islam, dan lain sebagainya.
Selain sebagai seorang penulis, dirinya juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, aktivis-pekerja sosial, pemikir, dan kyai. Banyak orang mengatakan bahwa sosok Cak Nun adalah seorang manusia multi-dimensi. Bagaimana menurut Anda?
Diketahui, Cak Nun berkarya sejak akhir tahun 1969, yaitu pada usia 16 tahun. Mulai tahun 1975, karya-karyanya telah dibukukan.
Buku-bukunya terentang dalam berbagai jenis seperti esai, puisi, naskah drama, cerpen, musik puisi, quote, transkrip Maiyahan, hingga wawancara. Buku yang diterbitkan pada tahun 1980-an dan 1990-an, 20 sampai 30 tahun setelahnya masih diterbitkan ulang karena dipandang masih kontekstual dengan situasi dan kondisi kehidupan di Indonesia. Sangat menarik, bukan?
Nah, itulah profil Emha Ainun Nadjib yang dirangkum Suara.com.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres