Suara.com - Lewat akun Twitternya @sudjiwotedjo yang berpengikut lebih dari 1 juta pengguna, Budayawan Sudjiwo Tedjo menulis cuitan yang dianggap nyeleneh oleh warganet.
Pasalnya, saat kebanyakan orang mengutuk corona yang membuat kekacauan di berbagai sektor kehidupan, budayawan yang akrab disapa Mbah Tedjo ini justru menghaturkan rasa terima kasihnya.
"Terima kasih Corona. Engkau menantang kami untuk lebih mulia dibanding ulama-ulama besar zaman dahulu," kata Sudjiwo Tedjo, Minggu (13/09/2020).
"Mereka rata-rata menitipkan anaknya untuk dididik oleh ulama/pesantren lain. Kami para ortu harus mendidik sendiri anak kami di rumah sendiri, sejak ngaji, matematika dan lain-lain," sambungnya.
Pandangan Sudjiwo Tedjo itu pun langsung disambut oleh ribuan warganet pengguna Twitter hanya dalam beberapa jam.
Hingga artikel ini dibuat, kicauan Mbah Tdejo itu telah disukai oleh ribuan warganet serta diretweet oleh ratusan warganet lainnya.
Adapun ratusan warganet lainnya turut mengutarakan penadapatnya masing-masing di kolom komentar @sudjiwotejo.
"Kok merasa lebih mulia? Ulama-ulama zaman dahulu selain mendidik anak sendiri dahulu juga mendidik anak-anak orang lain, guru-guru TK, SD, SMP, juga mendidik anak-anak mereka sendiri selain mendidik anak-anak lain, jangan kepedean mbah, wudhu dulu sebelum sholat," ujar pemilik akun @aqinmuh****
"Kami para guru juga ada problematika. Dengan memberikan materi belajar online dianggap lebih sulit daripada tatap muka di kelas. Guru merasa kesulitan mengajak para siswanya untuk aktif, komunikatif bahkan di ruang diskusi yang sengaja diadakan, apalagi di usia kelas rendah," ungkap @delbin****
Baca Juga: Update 14 September: Positif Corona di RI 221.523, Sembuh 158.405 Orang
"Orang tua berperan besar dalam proses pertumbuhan anak untuk masa depan anak," kata akun @rezaka****
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19 menyergap Indonesia, proses belajar mengajar di seluruh jenjang pendidikan terpaksa dilakukan secara daring.
Akibatnya, orangtua murid harus berperan sebagai guru di rumah masing-masing untuk mendidik anak-anak mereka layaknya guru di sekolah.
Berita Terkait
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
Menko PMK Pratikno: Dana LPDP Harus Perkuat Riset dan Ekosistem Pendidikan Nasional
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
-
Hak yang Dinamai Bantuan: Cara Halus Menghapus Tanggung Jawab Negara
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan