Suara.com - PDI Perjuangan menyatakan menolak adanya rencana penundaan Pilkada serentak 2020, dengan alasan pandemi. Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto berpendapat, penundaan Pilkada dapat menciptakan ketidakpastian baru.
Menurutnya, kepemimpinan kepala daerah yang akan berakhir pada Februari 2021 menjadi alasan mengapa pelaksanaan Pilkada harus tetap berlanjut pada Desember mendatang. Pasalnya, kepemimpinan di daerah harus berlanjut dengan digantikan melalui sistem pemilihan langsung.
"Ini juga menciptakan ketidakpastian. Jangan karena ketidakpastian pandemi belum tahu kita berakhir ditambah lagi oleh ketidakpastian adanya Plt kepemimpinan yang tidak punya kewenangan penuh di dalam menyelenggarakan seluruh pemerintahan daerah tersebut," tutur Hasto dalam webinar UNHAN, Senin (21/9/2020).
Hasto berujar, pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi tetap bisa dilangsungkan dengn mendisiplinkan penerapan protokol Covid-19. Ia memberikan contoh negara-negara yang tetap melaksankan Pilkada saat pandemi.
"Srilanka mampu mengadakan Pemilu di tengah pandemi Covid. Korea Selatan mampu mengadakan Pilkada di tengah pandemi Cvid, Singapur dan negara-negara lainnya. Karena itulah di Amerika Serikat, saat ini juga sedang berproses hal yang sama," kata Hasto.
Hasto berpandangan, pandemi justru bisa dijadikan momentum pelaksanaan Pilkada untuk melahirkan pemimpin yang hadir dari krisis.
"Karena itulah daripada menciptakan ketidakpastian baru, rakyat perlu pemimpin yang justru lahir di tengah krisis ini maka sikap kami adalah pemilukada untuk tidak ditunda," tandas Hasto.
Berita Terkait
-
Bawaslu: Cakada yang Palsukan Ijazah Bisa Picu Konflik di Pilkada
-
Corona Ancam Nyawa Rakyat, Indonesia Harus Contek Negara Lain Tunda Pilkada
-
KAMI Desak Pemerintah Tunda Pilkada 2020: Jokowi Bisa Ingkar Janji
-
Covid-19 Capai Tingkat Darurat, PBNU Minta Pilkada 2020 Ditunda
-
CEK FAKTA: Benarkah Gibran Keok Sebelum Waktunya?
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah