Suara.com - Beredar narasi yang menyebut anak mantan presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo membongkar status Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi diklaim sebagai keturunan dari gembong PKI.
Klaim tersebut diunggah oleh akun Facebook Nickey Lovesonia. Akun tersebut mengunggah sebuah foto tangkapan layar dengan narasi sebagai berikut:
"Bambang Trihatmodjo anak pak Soeharto buka bicara, cendana membongkar status Jokowi. Joko Widodo adalah anak dari gembong PKI, bapaknya bernama Widiadmo Ketua OPR PKI dan ibunya sekretariat Gerwani."
Benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, Kamis (24/9/2020), klaim yang menyebut Bambang trihatmodjo bongkar status Jokowi anak gembong PKI adalah klaim yang keliru.
Faktanya, tak ada pemberitaan dari media manapun terkait Bambang Trihatmodjo membongkar status Jokowi sebagai anak gembong PKI.
Klaim pada narasi tersebut adalah hoaks lama yang sudah dibantah.
Klaim mengenai ayah Jokowi bernama Widjiatno Notomihardjo adalah seorang tokoh PKI dan ibunya Ketua Gerwani adalah klaim yang telah muncul sejak awal kemunculan Jokowi di kancah politik nasional.
Baca Juga: Diwanti-wanti Soal Nobar Film G30S/PKI, PDIP Pertanyakan Klaim Gatot
Dikutip dari Medcom.id, Jokowi di berbagai kesempatan sudah membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Uniknya, sejumlah orang tetap meyakini tuduhan tersebut adalah sebuah kebenaran.
"Anehnya tuduhan itu tak pernah ditegaskan dalam suatu buku resmi atau tulisan ilmiah yang kadar kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan,” tulis Historia.id dalam laporannya.
"Notomihardjo dan Sudjiatmi sendiri tak pernah sekalipun disentuh oleh tentara. Itu terjadi karena mereka memang tidak memiliki keterkaitan dengan Peristiwa 30 September 1965. Jika memang benar mereka adalah tokoh PKI, itu jelas suatu keanehan. Saat itu, alih-alih anggota PKI, seorang seniman profesional yang sama sekali bukan komunis pun bisa dipenjarakan tanpa pengadilan hanya karena dia pernah mengisi sebuah acara seni yang diadakan oleh PKI.” tulis Historia.id dalam laporannya.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim yang menyebut Bambang Trihatmodjo bongkar status Jokowi anak gembong PKI adalah klaim yang salah. Klaim tersebut masuk dalam kategori konten palsu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!