Suara.com - Ilham Aidit, putra keempat mendiang Ketua CC PKI DN Aidit menilai pengungkapan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengaku bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) lantaran adanya kebangkitan PKI gaya baru di Indonesia ialah omong kosong. Sebab, menurut Ilham Aidit, paham komunisme sejati tidak lagi memiliki ruang di dunia, termasuk di Indonesia.
Ilham Aidit pun menyoroti ihwal narasi Gatot yang kerap berkoar-koar ingin 'menyelamatkan' Indonesia. Dia justru menduga kalau Gatot dan kawan-kawannya yang tergabung di KAMI justru memiliki niatan politisi lain di balik koar-koarnya tersebut.
"Ini KAMI ini aliansi untuk menyelamatkan Indonesia. Kebayang nggak sih orang-orang yang mengatakan bahwa mereka akan menyelamatkan Indonesia hanya terdiri dari 30-40 orang?," kata Ilham Aidit saat dihubungi suara.com, Kamis (24/9/2020).
"Padahal sebuah negara yang besar itu ketika harus selamat itu butuh sebuah lembaga, badan-badan, departemen yang mengatur itu semua. Jadi saya bilang ini omong kosong besar," Ilham menambahkan.
Terlebih, menurut Ilham Aidit, Gatot Cs yang tergabung di dalam KAMI tidak lain hanyalah segelintir orang 'kalah'. Dimana, sebagian besar dari tokoh-tokoh yang tergabung di dalam KAMI merupakan lawan politik Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat Pilpres 2020.
"Sebetulnya notabenenya mereka adalah orang-orang yang kalah. Siapa sih yang nggak tau, Rizal Ramli, Din Syamsuddin, kemudian Rocky Gerung, itu orang-orang yang udah terlempar dari pusaran politik," ujar Ilham Aidit.
Lebih lanjut, Ilham Aidit juga menilai apa yang dilakukan Gatot Cs tidak lain hanya untuk mengaktualisasikan diri di panggung elite. Padahal, mereka menurutnya tidak lain hanyalah orang-orang yang 'kalah'.
Untuk itu, Ilham Aidit, justru menyarankan Gatot Cs alangkah baiknya mendirikan sebuah partai. Bukan justru koar-koar ingin menyelamatkan Indonesia dari PKI persis menduplikasi propaganda rezim orde baru alias Orba masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
"Dan seandainya mereka mengatakan kami akan mengaspirasikan ya boleh-boleh aja. Tapi ambil aspirasi yang melalui jalur yang benar. Kalau mereka berani bikin lah partai dan bertarung di parlemen. Itu pengecut banget mau disebut hebat tapi bertarungnya nggak mau gitu loh," pungkasnya.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sebut PKI Bangkit, Putra DN Aidit: Masyarakat Sudah Pintar
Duplikasi Orba
Ilham Aidit, sebelumnya juga angkat bicara ihwal kembali mencuatnya isu kebangkitan PKI. Belakangan, isu tersebut mencuat usai Gatot Nurmantyo mengungkap alasan dirinya dicopot dari jabatan Panglima TNI karena menginstruksikan jajarannya untuk
memutar kembali film Pengkhianatan G30SPKI.
Ilham Aidit mengaku tak heran ihwal mencuatnya kembali isu kebangkitan PKI. Menurut dia, isu kebangkitan PKI itu memang selalu dikoar-koarkan oleh pihak tertentu setiap tahunnya, khusunya ketika memasuki bulan September.
"Bayangkan sekarang sudah lebih dari 50 tahun itu dibangkit-bangkitkan lagi dan sebagainya. Memang tahun-tahun yang tidak pernah berakhir, buat kami-kami ini tahu bahwa ini nggak akan berakhir. Mungkin reda sedikit karena ada isu lain, tapi kemudian nanti akan muncul lagi - muncul lagi," ucap Ilham Aidit.
Ilham Aidit pun berpendapat bahwa semua yang terjadi itu bukan tanpa sebab. Dia menilai hal itu ialah dampak daripada begitu luar biasanya propaganda rezim orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.
Salah satu propaganda tersebut, yakni melalui film dokudrama propaganda berjudul “Pengkhianatan G30SPKI” karya Arifin C Noer, yang ketika itu diwajibkan ditonton bagi siswa-siswi di bangku sekolah.
Berita Terkait
-
Gatot Nurmantyo Sebut PKI Bangkit, Putra DN Aidit: Masyarakat Sudah Pintar
-
Pembodohan, Anak DN Aidit Pernah Kesal dengan Gatot Serukan Nobar Film PKI
-
Cerita Gatot Nurmantyo Minta Ketua DPR Sobek-sobek Surat Panglima TNI
-
Ilham Aidit : Gatot Nurmantyo Koar-Koar Isu PKI, Duplikasi Cara Orba
-
Selalu Nonton Film G30S/PKI, Mahfud MD: Dramanya Bagus
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'