"Komunis tidak pernah mati, tapi PKI sudah mati pak. Rusia dan Cina saja tidak murni lagi komunis. Agama sudah tumbuh di sana. Jadi nggak usah menakut-nakuti. Jangan samakan komunis di Rusia dan Cina dengan PKI yang pernah kudeta. Kenapa PKI dilarang? Karena melakukan pemeberontakan. Profesor kok begini," kata Ferdinand.
Ferdinand sebelumnya juga pernah menanggapi pernyataan mantan Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo yang mengatakan kebangkitan komunis tidak bisa dilihat, tetapi bisa dirasakan.
"Pak Gatot, apakah artinya bahwa PKI ini baru hantunya yang bangkit hingga tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan? Padahal bahkan hantu saja tak bisa dirasakan, kenapa bisa-bisanya PKI hanya bisa dirasakan? Apakah ini memang soal perasaan seperti cinta terpendam kepada PKI?" kata Ferdinand.
Lebih jauh, Ferdinand menilai kalangan yang lebih memercayai isu kebangkitan komunisme ketimbang intoleransi sebagai "hanya orang bebal."
"PKI masa lalu dan tinggal sejarah. Itupun tidak jernih sejarahnya hingga sekarang, apakah kudeta pada penguasa atau kudeta pada Pancasila," kata dia.
"Hanya orang bebal yang lebih takut dan khawatir pada masa lalu yang sudah mati daripada masa depan yang nyata-nyata terancam oleh kaum intoleran HT, ISIS, Al Qaeda," Ferdinand menambahkan.
Menurut Ferdinand sebenarnya membosankan terus menerus membicarakan isu tersebut. Itulah sebabnya, dia mengajak untuk membicarakan tema lain yang menyangkut pembangunan negeri.
"Bosan ah bicara PKI, pokoknya besok 30 September 2020, kibarkan bendera merah putih setengah tiang di rumah masing-masing, kita berduka bahwa PKI pernah membunuhi para jenderal kita 1965 silam, dan PKI meski sudah mati adalah musuh abadi bangsa. Lebih baik bicara membangun negeri!" kata Ferdinand.
Baca Juga: Ruhut: Akhirnya yang Tertawa PKI Kalau Memang Masih Ada
Berita Terkait
-
Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Polisi, Data Kedubes AS Ungkap Dugaan Pembantaian Massal
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
-
Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?