Suara.com - Media asing ikut menyoroti RUU Cipta Kerja yang baru disahkan oleh DPR dan Pemerintah RI dan langsung mengundang aksi protes dari buruh.
Menyadur Channel News Asia, DPR mengesahkan RUU "Cipta Lapangan Kerja" unggulan Presiden Joko Widodo yang bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Tujuh dari sembilan partai menyetujui RUU tersebut, sementara dua menolaknya dalam rapat paripurna pada Senin (5/10/2020).
RUU yang disebut "omnibus", yang bertujuan untuk merevisi lebih dari 70 undang-undang yang ada dalam satu suara, bermaksud untuk mempercepat laju reformasi ekonomi dan memperbaiki iklim investasi negara.
Investor global mengamati dengan seksama kemajuan RUU tersebut, terutama mengenai perubahan kontroversial yang diusulkan pada undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003, dengan alasan perlunya Indonesia bersaing lebih baik untuk manufaktur yang direlokasi dari China.
Sebuah koalisi yang terdiri dari 15 kelompok aktivis, termasuk serikat pekerja, mengutuk RUU tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu dan meminta pekerja untuk bergabung dengan mogok kerja nasional yang direncanakan dari Selasa hingga Kamis.
Yusri Yunus, juru bicara Polda Metro Jaya, mengatakan izin unjuk rasa belum disetujui. "Dengan situasi Covid-19 ... kami menyarankan mereka semua untuk tidak berdemonstrasi," kata Yusri dikutip dari CNA.
Para pekerja yang menentang RUU tersebut berpendapat bahwa undang-undang akan menjadi "karpet merah bagi investor, memperluas kekuatan oligarki" dengan tidak hanya merugikan perlindungan tenaga kerja, tetapi juga merampas tanah dari petani dan masyarakat adat, menurut pernyataan koalisi tersebut.
"Melihat (draf) final, saya kira DPR memiliki pertimbangan berdasarkan masukan dari banyak pihak," kata Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Rosan P Roeslani kepada Reuters.
Baca Juga: Sebut Khianati Rakyat, Buruh di Bogor Akan Gugat UU Cipta Kerja ke MK
"Itu adalah sesuatu yang mereka (investor asing) tunggu-tunggu." sambungnya.
Hutan dalam Bahaya
Investor global yang mengelola aset senilai 4,1 triliun dolar memperingatkan pemerintah Indonesia bahwa RUU tersebut dapat menimbulkan risiko baru bagi hutan.
Dalam sebuah surat yang dilihat oleh Reuters, 35 investor menyatakan keprihatinan mereka, termasuk Aviva Investors, Legal & General Investment Management, Church of England Pensions Board, manajer aset yang berbasis di Belanda Robeco dan manajer aset terbesar di Jepang Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.
"Meskipun kami menyadari perlunya reformasi hukum bisnis di Indonesia, kami memiliki kekhawatiran tentang dampak negatif dari langkah-langkah perlindungan lingkungan tertentu yang dipengaruhi oleh RUU Omnibus tentang Cipta Kerja," kata Peter van der Werf, spesialis keterlibatan senior di Robeco, dalam sebuah pernyataan.
Investor mengatakan mereka khawatir RUU tersebut dapat menghambat upaya untuk melindungi hutan Indonesia, yang pada gilirannya akan merusak usaha global untuk mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati dan memperlambat perubahan iklim.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank