Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan dua keahlian mantan Presiden Abruddahman Wahid alias Gus Dur yang tidak dimiliki oleh presiden lain di Indonesia.
Rocky mengungkapkan keeahlian Gus Dur itu kala hadir di podcast yang diunggah kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (19/20/2020).
Kepada Akbar Faizal, Rocky yang dulu sering menulis risalah untuk Gus Dur itu mengungkapkan dua keahlian yang dimiliki presiden ke-6 Indonesia itu.
"Gus Dur mampu untuk menghumorkan politik dan mempolitisir humor itu. Itu dua keahlian yang ada pada Gus Dur," ungkap Rocky.
Rocky menjelaskan Gus Dur mampu 'menghidupkan' efek dari humor yang dilontarkan dengan cara mengaitkannya dengan situasi politik.
"Dan supaya humor itu punya efek, dia politisir humor itu," sambung Rocky.
Dua hal itu dinilai Rocky tidak dimiliki oleh presiden lain yang pernah menjabat di Indonesia. Ia lantas membandingkannya dengan mantan Presiden Soeharto, SBY dan Presiden saat ini, Joko Widodo.
Menurutnya Rocky, SBY tak memiliki sisi humoris itu, tapi cukup demokratis.
"Tetapi Pak SBY dicatat sebagai orang yang mampu mengucapkan demokrasi di dalam praktik. Enggak ada orang yang ditangkap SBY, itu yang saya pujikan," kata pria kelahiran Manado itu.
Baca Juga: Dapat Salinan UU Cipta Kerja Dari Jokowi, Forum Rektor Akan Kaji Ulang
Sementara itu, mantan Presiden Soeharto juga tak memiliki sisi humoris namun dinilai konsisten ketertibannya.
"Soeharto, orang yang memang berupaya untuk menghasilkan ketertiban politik demi pembangunan, dan dia konsisten," lanjut Rocky.
Ketika membandingkannya dengan Presiden Jokowi, Rocky mengatakan tidak menemukan sebuah keahlian yang menjadi keistimewaan sang Presiden.
"Hari ini saya tidak melihat Presiden Jokowi punya semacam otonomi untuk menentukan kebijakannya sendiri," tukas Rocky.
Namun pernyataan itu ia tegaskan hanya sebagai dugan. Dia tidak ingin ucapannya berubah menjadi delik.
"Saya duga dan ini adalah dugaan yang saya susun agar supaya tidak menjadi delik, yaitu beliau menerima bisikan sehingga yang keluar di publik adalah kontradiksi," tegas Rocky.
Berita Terkait
-
Dapat Salinan UU Cipta Kerja Dari Jokowi, Forum Rektor Akan Kaji Ulang
-
Nilai Rapor Jokowi 76, Berikut InI Isu Positif dan Negatif Periode Pertama
-
UU Cipta Kerja Bertujuan untuk Mengubah Banyak Hal secara Signifikan
-
Terima Kunjungan PM Jepang, Ini Poin Pembicaraan Jokowi Soal Pandemi
-
Unjuk Rasa Satu Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud