Suara.com - Di awal pandemi corona, penghuni panti jompo di Jerman tidak diizinkan menerima pengunjung. Kesepian dan depresi, penghuni panti berharap lockdown tidak lagi terulang.
Pintu-pintu di panti perawatan lansia Lore-Malsch di kota München masih terbuka, keadaan ini ternyata mengejutkan bagi banyak pengunjung.
“Kami menerima banyak panggilan telepon saat ini, banyak sekali telepon,” ujar Jan Steinbach, direktur panti perawatan tersebut.
Pertanyaan yang paling umum diajukan anggota keluarga lansia ini adalah apa mereka bisa tetap mengunjungi orang kesayangan mereka di panti, meski jumlah kasus corona di Jerman kembali meningkat.
Masalah regulasi pengunjung memang benar-benar jadi dilema bagi panti jompo. Mengizinkan adanya kunjungan berarti meningkatkan risiko para penghuni, yang sudah berisiko tinggi akibat lanjutnya usia, untuk terinfeksi virus corona.
Namun, jika akses pengunjung ditolak, para penghuni di panti itu tidak bisa berjumpa kerabat yang mereka cintai, dan kesehatannya bisa memburuk sebagai dampak dari isolasi permanen.
Tidak ada keputusan yang sepenuhnya benar atau salah dalam hal ini. Selama fase pertama pandemi pada bulan Maret dan April 2020, sebagian besar pemerintah negara bagian di Jerman memutuskan untuk sama sekali menghentikan kunjungan ke panti lansia atau setidaknya membatasi kunjungan secara drastis.
“Pada gelombang pertama, fasilitas panti umumnya memiliki konsep dan peraturan tentang kebersihan. Tapi peraturan ini lebih mengarah pada kasus gelombang flu, bukan pandemi seperti yang kita alami,” ujar Bernd Tews, dari Asosiasi Penyedia Layanan Sosial Swasta (bpa) di Jerman, kepada DW.
“Sebagai konsekuensinya, situasi menjadi sulit dalam waktu yang sangat singkat; saat itu kami tidak punya masker, tidak ada disinfektan, dan tidak ada sarung tangan. Segala sesuatu yang diperlukan sebagai alat pelindung tidak tersedia dan tidak bisa dibeli di pasaran global.”
Baca Juga: 50 Kasus Serangan Seksual Per Minggu di Panti Jompo Australia: Memalukan
Fasilitas perlindungan telah membaik
Pada awal tahun, saat infeksi corona baru dimulai di Jerman, bpa secara terbuka mengkritik kurangnya ketersediaan peralatan, tetapi situasi kini telah membaik.
Saat ini, fasilitas telah jauh lebih siap untuk menghadapi gelombang kedua pandemi, ujar Tews.
Selain itu, ada pula janji pelaksanaan tes antigen yang cepat, selama 20 menit, untuk menguji kesehatan para pengunjung.
Semua ini membuatnya yakin bahwa fasilitas rumah perawatan bisa terus menerima pengunjung.
Namun, ada dua pengecualian yakni jika terjadi wabah yang sangat serius di tingkat regional dan ditemukannya kasus corona di panti itu sendiri.
Berita Terkait
-
Viral Lagi Empat Anak 'Buang' Ibu Kandung ke Panti Jompo: Jika Meninggal Tak Perlu Dikabari
-
Viral Dua Bersaudara Titipkan Ibu ke Panti Jompo, Setuju Tak Dikabari Jika Meninggal: Netizen Murka
-
Panutan! SMK Ini Bawa Siswa Study Tour ke Panti Jompo, Reaksi Lansia Bikin Haru
-
Kebakaran Hebat di Panti Jompo Spanyol, 10 Orang Tewas
-
Capek Kerja, Wanita 38 Tahun 'Pensiun Dini' di Panti Jompo
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025