Suara.com - Profil Dewi Tanjung dicari banyak orang setelah berkali-kali membuat pernyataan yang cukup kontroversial. Politisi PDIP ini juga telah beberapa kali melaporkan sejumlah tokoh.
Nama Dewi Tanjung sempat menjadi sorotan karena beredar kabar di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa Dewi Tanjung, seorang politisi partai PDIP meninggal dunia.
Kabar tersebut disebarluaskan oleh salah satu pemilik akun Facebook yang bernama Adi. Pada salah satu unggahannya, pemilik akun tersebut mengunggah foto Dewi Tanjung dengan menuliskan narasi seperti berikut ini.
“Kabar gembira untuk Ummat Islam Indonesia. Dewi tanjung meninggal dunia. Silahkan yang mau mendoakan”.
Kemudian akhir-akhir ini nama Dewi Tanjung kembali santer beredar di kalangan publik media sosial. Dewi Tanjung dengan lantang menuding dalang kerusuhan saat demo penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja adalah Partai Demokrat dengan Ketua Umumnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dewi Tanjung bahkan juga mengkritik masa pemerintahan SBY banyak anggaran negara yang terbuang percuma hanya untuk menjaga SBY. Dirinya membandingkan militansi kader PDIP dengan Partai Demokrat dimana militansi PDIP lebih bagus jika dibandingkan dengan partai Demokrat.
Lantas, sebenarnya siapakah sosok Dewi Tanjung ini? Berikut profil Dewi Tanjung yang disusun Suara.com.
Latar Belakang Dewi Tanjung
Pemilik nama asli Dewi Ambarwati ini dikenal sebagai seorang politikus. Dewi Tanjung tercatat sebagai kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca Juga: FPI Malas Tanggapi Dewi Tanjung yang Minta Poster Habib Rizieq Dibongkar
Berdasarkan data KPU, Dewi Tanjung lahir di Padang pada tanggal 15 Januari 1980. Dan saat ini Dewi Tanjung berdomisili di Bogor, Jawa Barat.
Dewi Tanjung sempat mencoba peruntungan pada pemilu 2019 untuk Dapil V Jawa Barat. Namun ternyata langkahnya terhenti karena dirinya hanya meraih 7.311 suara.
Deretan Kasus Dewi Tanjung
Dewi Tanjung pernah melaporkan seorang politikus senior Partai Amanat Nasional Amien Rais ke Polda Metro Jaya dengan dugaan upaya makar. Laporan tersebut juga menyeret nama Habib Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir.
Selain itu, nama Dewi Tanjung kembali menjadi pembicaraan atas upayanya melaporkan Novel Baswedan ke polisi. Dewi Tanjung menilai Novel Baswedan merekayasa kasus penyiraman air keras.
Dewi Tanjung juga melaporkan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/313/I/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ tanggal 16 Januari. Laporan tersebut malah buntut dari kisruh dua kelompok massa unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 14 Januari 2020.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Prabowo Puji Kinerja Kepala BGN Kembalikan Dana MBG Rp 70 Triliun: Dia Patriot
-
Prabowo Subianto Sentil Oknum yang Kerap Besar-besarkan Kasus Keracunan MBG
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!