Suara.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta pihak sekolah dan guru untuk mengurangi pemberian tugas berlebihan kepada siswa. Hal itu dinilai bisa menjadi beban selama pembelajaran jarak jauh hingga berujung stress bahkan bisa menyebabkan bunuh diri.
Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, harus ada pemberian toleransi bagi siswa yang belum bisa mengumpulkan tugas karena tugas yang menumpuk selama PJJ agar tidak mengganggu psikologis siswa.
"Untuk tugas yang sudah menumpuk dan terlanjur tidak dikerjakan di waktu yang lalu diputuskan diberikan pemaafan, lalu siswa diberi bimbingan dan pembinaan psikologis, setelah mental siswa dibina dan disiapkan untuk mengerjakan tugas yang baru di waktu yang akan datang, itulah yang akan ditagih," kata Retno, Senin (2/11/2020).
FSGI juga mendorong sekolah memaksimalkan guru bimbingan konseling untuk membantu para siswanya yang mengalami masalah kesehatan mental selama masa pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19.
"Gejala-gejala umum seperti menurunnya semangat untuk menjalankan aktivitas, mudah marah, dan cepat kehilangan konsentrasi itu memang normal, namun tetap harus diperhatikan jika terjadi secara berkepanjangan," jelasnya.
Retno juga meminta Kementerian Kesehatan dan dinas-dinas kesehatan di daerah juga turun tangan bersama Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama di Kabupaten/kota maupun provinsi untuk ikut bantu membina kesehatan mental peserta didik.
"Karena problem kesehatan mental tinggi, FSGI meminta sesuai SKB 4 menteri kan ada juga di situ Kementerian Kesehatan, maka Menteri Kesehatan mestinya punya peran dalam mencegah dampak psikologis PJJ di masa pandemi," sambung Retno.
Permasalahan PJJ seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, dan Kemenkes yagn terikat dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 pada Masa Pandemi COVID-19.
Sejauh ini, sudah ada tiga siswa menjadi korban meninggal dunia akibat belajar online, pertama anak berusia 8 tahun di Lebak, Banten disiksa orang tuanya karena stress tak bisa mendampingi sang anak belajar online.
Baca Juga: Siswa Stres Hingga Tewas Belajar Online, FSGI Desak Menkes Turun Tangan
Kemudian, anak berusia 16 tahun di Gowa, Sulawesi Selatan yang menegak racun diduga karena stress terlalu banyak tugas saat belajar online.
Dan terbaru, seorang siswa MTs di Tarakan, Kalimantan Utara ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi tempat tinggalnya di Kelurahan Sebengkok. Polisi setempat menyebut korban pernah mengeluh beratnya belajar online.
Berita Terkait
-
Siswa Stres Hingga Tewas Belajar Online, FSGI Desak Menkes Turun Tangan
-
Trik Asik Fokus Belajar Daring yang Wajib Diketahui
-
Masalah Ini Dirasakan Anak Prasekolah & Usia Sekolah Saat Belajar Online
-
Siswa Bunuh Diri karena Belajar Online, Guru Diminta Kurangi Tugas Sekolah
-
Siswa Gantung Diri karena Stres Belajar Online, Evaluasi PJJ Kemendikbud
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya