Suara.com - Kelompok pemberontak di Ethiopia menewaskan 54 orang di wilayah Oromia akhir pekan lalu, di mana ternak warga dijarah dan sejumlah rumah dibakar.
Menyadur The Guardian, Selasa (3/11/2020), aksi kekerasan di wilayah Ethiophia barat yang dikenal sebagai Wollega ini dilakukan oleh Tentara Pembebasan Oromo (OLA), menargetkan kelompok etnis Amhara.
Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) mengatakan pembantaian yang terjadi pada Minggu (1/11) malam tersebut melibatkan 60 penyerang yang beberapa di antaranya bersenjata.
"Angka resmi menyatakan jumlah korban tewas 32 warga sipil, tetapi bukti awal yang diperolah EHRC menunjukkan jumlah korban sangat mungkin melebihi perhitungan," kata EHRC.
Menurut EHRC, para korban diseret dari rumah mereka dan dibawa ke sebuah sekolah, sebelum akhirnya dieksekusi.
Seorang korban selamat mengatakan kekerasan meletus setelah pasukan keamanan negara yang ditempatkan di Wollega tiba-tiba pergi, sehingga memungkinkan pejuang OLA memburu warga sipil.
"Setelah mengumpulkan kami, mereka menembaki kami, dan kemudian menjarah ternak dan membakar rumah," beber korban selamat yang tak disebutkan namanya, dengan alasan keamanan.
Saksi yang selamat dari pembantaian itu mengaku telah melihat lebih dari 50 mayat dari korban tewas pembantaian tentara OLA.
Lebih jauh, EHRC mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki alasan pasukan militer mundur dari wilayah yang dihuni oleh etnis terbesar kedua di Ethiophia itu.
Baca Juga: Balas Dendam usai Perutnya Diinjak-injak, Silfia Gorok Suaminya saat Tidur
"Pembunuhan warga sipil yang mengerikan ini tidak masuk akal dan melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," kata kepala EHRC, Daniel Bekele, menambahkan para pelaku harus dimintai pertanggung jawaban.
OLA merupakan pasukan yang membelot dari Front Pembebasab Oromo, partai oposisi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pengasingan, tetapi diizinkan kembali ke Ethiophia setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed menjabat 2018.
Kelompok beranggotakan ribuan orang ini disalahkan atas penculikan dan serangan bom di bagian barat dan selatan Ethiopia.
Serangan terhadap warga Amhara juga terjadi baru-baru ini di dua wilayah lain. Pihak berwenang, pekan lalu, melarang partai oposisi Gerakan Nasional Amhara (Nama) untuk melakukan demonstrasi mengecam pembuhuhan warga sipil.
Anggota senior Nama, Dessalegn Chanie mengatakan sekitar 200 warga Amhara telah dibunuh dengan kejam dalam serangan hari Minggu.
"Menurut orang yang selamat dari daerah yang saya ajak bicara hari ini, mereka tidak yakin tentang jumlah korban jiwa karena mereka baru saja lari (ke dalam hutan)," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Takut Kabur? Polri Cegah Adik Jusuf Kalla hingga Eks Direktur PLN Keluar Negeri
-
Buntut Tragedi Maut Al Khoziny, Izin Pendirian Ponpes Bakal Dirombak Total
-
Rocky Gerung: Bukti dari KPU Justru Perkuat Ijazah Jokowi Palsu, 'Dinasti Solo' Makin Terkepung
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Berakhir: 67 Nyawa Melayang, Potongan Tubuh Jadi Temuan Terakhir Tim SAR
-
TNI Apresiasi PLN: Listrik Andal Sukses Kawal HUT TNI ke-80
-
Listrik PLN Andal, Kunci Suksesnya Ajang MotoGP Mandalika 2025
-
Drama Alphard Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer: Disita KPK, Ternyata Cuma Mobil Sewaan Kementerian
-
Dana Transfer DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Menkeu ke Pramono: Kayaknya Masih Bisa Dipotong Lagi!
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota