Suara.com - Memukul seorang anak sekarang merupakan tindak pidana di Skotlandia, setelah negara itu menjadi bagian pertama dari Inggris yang melarang hukuman fisik di bawah 16 tahun.
Orang tua dan pengasuh sebelumnya diizinkan untuk menggunakan pukulan jika dianggap sebagai "hukuman yang wajar", tetapi undang-undang yang mulai berlaku pada Sabtu (7/11/2020), menghapus pembelaan sehingga anak-anak sekarang memiliki perlindungan yang sama dari serangan seperti orang dewasa.
John Finnie, MSP Hijau Skotlandia yang memperkenalkan perubahan tersebut, mengatakan dia berharap larangan memukul akan membantu menunjukkan kepada anak-anak bahwa kekerasan tidak dapat diterima.
"Seiring dengan kemajuan kampanye saya selama empat tahun terakhir, terlihat betapa banyak orang percaya bahwa memukul anak sudah dilarang," katanya dilansir laman The Independent, Senin (9/11/2020).
Kelompok kampanye Be Reasonable Scotland, yang menentang undang-undang tersebut, berpendapat bahwa mayoritas orang Skotlandia menganggap undang-undang tersebut adalah "ketidakadilan".
"Di tahun-tahun mendatang, orang tua yang penuh kasih yang tidak memiliki kontak dengan pihak berwenang sebelumnya dan yang tidak memberikan risiko kepada anak-anak mereka, akan menghadapi intervensi yang membuat stres, daftar hitam di database polisi dan bahkan catatan kriminal untuk pemukulan," ujar seorang juru bicara kelompok tersebut.
Skotlandia menjadi negara ke-58 yang melarang hukuman fisik, dan Wales diperkirakan akan memberlakukan larangan serupa pada 2022.
Masyarakat Nasional untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak (NSPCC) mengatakan, undang-undang di Skotlandia adalah pengingat menyedihkan bahwa Inggris berada di belakang kurva dalam masalah ini, dan meminta pemerintah untuk memperkenalkan perubahan hukum untuk melindungi anak-anak di Inggris dari semua bentuk penganiayaan fisik.
"Menyerang anak secara fisik tidak pernah dapat dibenarkan, dan kami tahu dari anak-anak dan remaja yang menghubungi Childline bahwa hal itu membuat mereka merasa takut, kesepian, tidak berdaya, dan bingung," kata Anna Edmundson, kepala kebijakan dan urusan publik di yayasan amal anak-anak.
Baca Juga: Kekerasan Anak di Bantul Meningkat, 5 Kecamatan di Perbatasan Paling Tinggi
Seorang juru bicara Departemen Pendidikan mengatakan bahwa pemerintah tidak memaafkan kekerasan terhadap anak-anak dan memiliki hukum yang jelas untuk menanganinya, tetapi menambahkan tidak ada rencana untuk membuat undang-undang.
Hingga 80 persen orang tua di Inggris telah menggunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak, penelitian dari tahun 2015 menunjukkan.
Berita Terkait
-
Misteri Penemuan Makam Kuno Enam Kepala Ini Membingungkan Arkeolog
-
Bantah Lakukan KDRT ke Lee Sachi, Okan Cournelius Bawa ART Sebagai Saksi
-
Akui Mantan Istri Aniaya Anak, Kenapa Okan Cornelius Baru Ungkap Sekarang?
-
Tak Ada Efek Jera, Polresta Banda Aceh Tidak Pakai Qanun Tangani Kasus Anak
-
Asik! Di Skotlandia Menikah Tidak Wajib Pakai Masker Saat Resepsi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
Terkini
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan
-
Kinerja DPR Banyak Dikritik, Adian Napitupulu: Terbelenggu Aturan Sendiri
-
'Kekuatan Siluman' di Balik Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Dino Patti Djalal Bongkar 3 Kejanggalan
-
Beda Biaya Kuliah Gibran di UTS Insearch Sydney vs MDIS Singapura, Bak Langit Bumi