Suara.com - dr. Tirta Mandira Hudhi, menyoroti adanya ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi persoalan Covid-19 yang telah berlarut-larut sampai hari ini.
Tirta membandingkan kasus kerumunan massa Imam Besar FPI Habib Rizieq dan kampanye anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota Solo, Jawa Tengah.
Ia merasa aneh karena kasus kerumunan Habib Rizieq belakangan viral dan ramai diperbincangkan, sementara Gibran bernasib sebaliknya.
Padahal dari catatan dr. Tirta, Gibran juga terpantau melakukan aktivitas yang menimbulkan kerumunan saat berkampanye belum lama ini.
Anehnya lagi, kata dia, kerumunan di kediaman Habib Rizieq berbuntut dicopotnya sejumlah pejabat kepolisian dari jabatannya.
Termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan diperiksa dan dimintai klarifikasinya oleh polisi.
Menurutnya, penegakkan protokol kesehatan hanya dianggap sekadar gimmick belaka karena penerapan di lapangan seolah jauh dari asa.
“Asal tertulis patuhi protokol, seperti kartu sakti. Sedangkan pelaksanaan di lapangan, kalau salah tinggal bilang minta maaf, karena semua tidak terkontrol. Kalau tidak terkontrol ngapain ditulis protokol?” kata dr. Tirta dalam acara Indonesia Lawyers Club, dikutip Rabu (18/11/2020).
Sebagaimana diketahui, imbuh dr.Tirta, kebijakan Satgas Covid-19 di Tanah Air memang berubah-ubah.
Baca Juga: Dinilai Ikut Berkaitan dengan Hajatan Rizieq, DPR: Coba Menag Gak Utus KUA
Mereka berdalih, hal ini karena kebijakan WHO-nya yang juga berubah-ubah alias dinamis.
Banyak masyarakat yang melanggar karena pemangku kepentingan seolah tak berdaya ketika yang melanggar protokol kesehatan adalah tokoh, punya massa, atau punya kedudukan penting di negeri ini.
“Kenapa pertanyaannya masyarakat terus melanggar. Kenapa rakyat enggak percaya? Ada jurnalnya dari teman saya, mereka merasa lima bulan di rumah tidak ada hasilnya, akhirnya ngapain saya patuh, akhirnya terjadi pembangkangan sipil,” sambung dr.Tirta.
Lebih dari itu, PSBB dipandang hanya gimmick semata, mulai jam malam Depok, Bandung, Bogor, Jakarta.
"Tapi ketika menemukan yang melanggar tokoh, yang punya massa, kekuasaan, enggak bisa ngapa-ngapain," ujarnya lagi.
Dalam kesempatan itu, dr.Tirta merasa apa yang dilakukannya selama ini sebagai relawan Covid-19 adalah murni kemanusiaan, tidak ada kaitannya dengan politik.
Berita Terkait
-
Jangan Anggap Remeh! Padel Bukan Olahraga Santai, Ini Kata dr Tirta Soal Risiko Blackout
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Kelebihan dan Kekurangan Sepatu Lari Desle Menurut Dokter Tirta, dari Harga hingga Kualitas
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Rekomendasi Sepatu Running Desle dari Dokter Tirta, Mirip HOKA Tapi Harga Jauh Lebih Masuk Akal
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre